Andi mengungkapkan, nama AHY bisa masuk dalam bursa Cagub DKI Jakarta dikarenakan koalisi Partai Demokrat kesulitan mencari figur kuat untuk melawan Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok.
"Koalisi partai sedang mencari figur untuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta bersaing dengan Pak Ahok dan Pak Anies," kata Andi.
"Setelah mencari-cari tidak ketemu-ketemu yang kira-kira bisa bersaing dengan dua figur yang kuat ini, maka mereka mengusulkan kenapa tidak putranya Pak SBY saja? AHY saja," sambung Andi.
Menurut Andi, usulan memajukan AHY tidak langsung diberi lampu hijau oleh SBY.
Hal itu dikarenakan AHY, saat itu, berfokus meniti karier di dunia militer.
Kendati demikian, AHY akhirnya bersedia meninggalkan militer dan terjun ke politik.
Itu terjadi setelah AHY dihubungi beberapa kali dan diyakinkan oleh para kader Demokrat bahwa pengabdian kepada negara bisa juga melalui jalur politik.
"Pada titik itu mungkin Mas AHY menganggap itu duty call, akhirnya beliau bersedia," ujar Andi.
Namun, pasangan Agus Harimurti Yudhoyono – Sylviana Murni saat itu hanya mendapatkan suara 937.950 dengan presentasi 17,02 %.