Suar.ID -Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo tiba-tiba mengaku pernah diajak mengkudeta Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
Pengakuan itu Gatot Nurmantyo sampaikan di akun Instagram-nya, @nurmantyo_gatot, Minggu (7/3).
Ajakan kudeta tersebut, menurut Gatot Nurmantyo, dilakukan sebelum KLB yang diadakan di Dili Serdang, Sumatera Utara, itu.
Ketika muncul ajakan kudeta itu, Gatot Nurmantyo mengaku langsung teringat jasa-jasa besar Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY.
Dia juga teringat kenangan saat di Istana.
Begini pernyataan Gatot Nurmantyo:
"Banyak yang bertanya kepada saya, 'Pak, Bapak juga digadang-gadang menjadi...'
"Ya saya bilang, 'Siapa sih yang enggak mau. Partai dengan 8% kalau enggak salah kan, besar, kan dia mengangkat Presiden, segala macam kaya gitu'.
"Ada juga yang datang sama saya."
"Respon Bapak? Respon Bapak gimana?" tanya Arief.
"Datang, 'Wuh menarik juga' saya bilang.
"Gimana prosesnya? 'Begini pak, nanti kita bikin KLB. KLB terus gimana? Ya nanti visi yang dilakukan adalah kita mengganti AHY dulu. Mosi tidak percaya, AHY turun. Setelah turun, baru pemilihan, 'Bapak nanti pasti deh begini, begini'.
"Oh begitu ya, saya bilang begitu gitu."
Soal ajakan kudeta, yang pertama-tama muncul adalah pikiran bahwa tidak mudah menurunkan AHY.
Tak hanya itu, seperti disinggung di awal, Gatot Nurmantyo juga langsung teringat Istana, lebih-leboh SBY yang pernah memberikan kepercayaan serta amanah kepadanya.
"Saya bilang menurunkan AHY, saya bilang gini loh...
"'Saya ini bisa naik bintang satu, bintang dua, taruhlah itu biasalah.
"Tapi kalau begitu saya naik bintang tiga itu Presiden pasti tahu kan gitu.
"Kemudian jabatan Pangkostrad, pasti Presiden tahu.
"Apalagi presidennya tentara waktu itu Pak SBY, ya kan.
"Tidak sembarangan gitu. Bahkan saya Pangkostrad dipanggil oleh SBY ke Istana.
"'Kamu akan saya jadikan Kepala Staf Angkatan Darat'.
"Karena saya terima kasih atas penghargaan ini dan akan saya pertanggungjawabkan.
"'Laksanakan tugas dengan profesional. Cintai prajuritmu dan keluarga dengan segenap hati dan pikiranmu. Itu saja Selamat'.
"Beliau tidak titip apa-apa, tidak pesan lainnya lagi.
"Maksud saya begini, apakah iya saya dibesarkan oleh dua Presiden.
"Satu Pak Susilo Bambang Yudhoyono, satu lagi Pak Joko Widodo kan gitu.
"Terus saya membalasnya dengan mencongkelkan rakyat?"
Begitulah pernyataan Gatot Nurmantyo ketika diajak untuk mengkudeta AHY dari kursi ketua umum Partai Demokrat.