Suar.ID - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, sikap Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko bukan sikap dan perilaku seorang kesatria.
Menurut AHY, Moeldoko telah memungkiri pernyataannya selama ini yang menyebut bahwa dia tidak terlibat dalam upaya makar atau pengambilalihan kekuasaan di Partai Demokrat.
"Jadi, sekali lagi saya mengatakan bahwa apa yang ia sampaikan selama ini ia pungkiri sendiri, melalui kesediannya menjadi Ketua Umum Partai Demokrat abal-abal vesi KLB ilegal," ucap AHY dalam konferensi pers di Kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi 41, Jakarta Pusat, Jumat (5/3/2021).
"Bagi kami sikap dan perilaku tersebut bukanlah sikap dan perilaku yang kesatria."
"Bukan juga sikap dan perilaku yang bisa dijadikan contoh yang baik bagi seluruh masyarakat Indonesia dan bagi generasi muda," kata dia.Dalam pernyataannya tersebut, AHY juga menyinggung bahwa dia dan Moeldoko sama-sama mantan prajurit TNI AD.
Dalam dunia keprajuritan, AHY mengatakan bahwa seorang junior harus menghormati seniornya.
Namun, menurut AHY, dengan sikap yang ditunjukan oleh Moeldoko, ia memahami bahwa tidak semua senior di dunia keprajuritan bisa menjadi teladan.
Baca Juga: Ternyata Seperti Ini Kerasnya Dunia Poligami Menurut Pengalaman Cut Keke: Udah 14 Tahun, tapi...
"Kami tentu sangat menghormati senior-senior dan para pendahulu. Saya juga dulu adalah prajurit, beliau (Moeldoko) juga adalah prajurit, dalam dunia keprajuritan menghormati senior adalah sesuatu yang wajib kita lakukan," tutur AHY.
"Tapi dari para senior pula, saya mendapatkan pelajaran bahwa tidak semuanya bisa menjadi contoh yang baik," kata dia.Adapun Moeldoko sebelumnya kerap menampik keterkaitannya dalam kisruh yang terjadi di tubuh Partai Demokrat.
Berdasarkan catatan Kompas.com, Moeldoko pertama kali menyatakan dirinya tidak terlibat dalam upaya pengambialihan di Partai Demokrat, pada 1 Februari malam.
Saat itu, Moeldoko mengatakan bahwa ia prihatin terhadap kondisi yang dialami Partai Demokrat dan meminta Presiden Joko Widodo untuk tidak dilibatkan dalam permasalahan tersebut.
"Saya sih sebetulnya prihatin melihat situasi itu karena saya juga bagian yang mencintai Demokrat, begitu," kata Moeldoko saat itu.
"Beliau (Jokowi) dalam hal ini tidak tahu sekali, enggak tahu apa-apa dalam hal isu ini. Jadi itu urusan saya, Moeldoko ini, bukan selaku KSP," ujar dia.
Adapun Moeldoko sebelumnya kerap menampik keterkaitannya dalam kisruh yang terjadi di tubuh Partai Demokrat.
Berdasarkan catatan Kompas.com, Moeldoko pertama kali menyatakan dirinya tidak terlibat dalam upaya pengambialihan di Partai Demokrat, pada 1 Februari malam.
Saat itu, Moeldoko mengatakan bahwa ia prihatin terhadap kondisi yang dialami Partai Demokrat dan meminta Presiden Joko Widodo untuk tidak dilibatkan dalam permasalahan tersebut.
"Saya sih sebetulnya prihatin melihat situasi itu karena saya juga bagian yang mencintai Demokrat, begitu," kata Moeldoko saat itu.
"Beliau (Jokowi) dalam hal ini tidak tahu sekali, enggak tahu apa-apa dalam hal isu ini. Jadi itu urusan saya, Moeldoko ini, bukan selaku KSP," ujar dia.Moeldoko juga membantah untuk kedua kalinya ketika Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menuding ia terlibat dalam gerakan kudeta.
"Janganlah menekan-nekan saya. Saya diam, jangan menekan-nekan," sebut Moeldoko, Kamis (25/2/2021) lalu.
Moeldoko juga menegaskan bahwa ia bisa mengambil langkah atas tudingan yang diberikan oleh SBY tersebut.
"Saya ingin mengingatkan karena saya bisa sangat mungkin melakukan apa itu langkah-langkah yang saya yakini. Jadi saya berharap jangan menekan saya," ujar Moeldoko.