Intisari-Online.com – Meskipun tidak langsung dikenali seperti Dachau atau Buchenwald, kamp konsentrasi Jasenovac tetap digambarkan sebagai "Auschwitz dari Balkan".
Ini dikarenakan ukurannya dan skala kengerian yang terjadi di sana selama Perang Dunia II.
Pada bulan April 1941, setelah invasi dan pembagian kekuatan Poros di Yugoslavia, organisasi nasionalis Ustashe ditunjuk untuk mengatur Negara Merdeka Kroasia yang baru saja diurapi.
Ustashe fasis adalah mahasiswa yang rajin dari rezim Nazi, sehingga penindasan yang terlihat di Jerman, terutama pengorbanan warga Yahudi dan minoritas lainnya serta kebangkitan Aryaisme, tersaring ke dalam kehidupan sehari-hari di Kroasia.
Sel penjara terisi. Untuk melaksanakan penahanan skala besar, Ustashe mulai membangun kamp konsentrasi.
Baca Juga: Nasib Polisi Gendut di Thailand, Dimasukkan ke Kamp 'Konsentrasi' Agar Kurus Lagi
Jasenovac adalah yang terbesar, terdiri dari lima subkamp yang tersebar di tanah rawa seluas 81 mil persegi.
Dibangun di dekat perbatasan dengan Bosnia-Herzegovina, fasilitasnya berada di tepi sungai Sava dan Una.
Sementara Paramiliter Ustashe Supervisory Service menangani operasi sehari-hari, Jermanlah yang mengawasi aktivitas Jasenovac.
Kamp adalah bagian integral dari "Solusi Akhir" mereka, sementara Jasenovac menyediakan Ustashe sarana yang dengannya mereka dapat memenuhi ambisi nasionalis mereka sendiri melalui genosida Serbia (awalnya diidentifikasi di kamp dengan ban lengan biru).
Meskipun kengerian kamp konsentrasi Perang Dunia II sudah terkenal, patut dicatat bahwa Jasenovac dianggap, bahkan oleh Nazi, memiliki kondisi yang sangat mengerikan.