Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Kisah 'Jasad Abadi' Hannelore Schmatz, Pendaki Gunung Everest yang Tewas Secara Mengerikan dan Jenazahnya Dijadikan Petunjuk Bagi Pendaki Lainnya

Tatik Ariyani - Selasa, 09 Maret 2021 | 19:09
Mayat beku Hannelore Schmatz.
YouTube

Mayat beku Hannelore Schmatz.

Ketika Gerhard tiba kembali di base camp pada pukul 6 sore, dia diberitahu melalui radio bahwa istrinya telah berhasil mencapai puncak.

Sayangnya, Hannelore dan pendaki Amerika Ray Genet sama-sama kelelahan saat turun.

Meskipun sherpa yang menyertai mereka memperingatkan agar tidak berlindung, mereka tetap membangun kamp dan berlindung.

Tapi kamp ini dibangun di Zona Kematian, dan tentu saja, daerah itu sesuai dengan namanya.

Genet meninggal karena hipotermia, menyebabkan Hannelore dan dua sherpa dengan panik mencoba turun.

Tragisnya, tubuh Hannelore sudah mulai mati rasa. Kata-kata terakhirnya sederhana, "air ... air."

Duduk tanpa tenaga tersisa, Hannelore merosot ke tas punggungnya dan meninggal.

Hannelore Schmatz adalah wanita pertama dan warga negara Jerman pertama yang meninggal di lingkungan berbahaya Everest.

Mayatnya bergabung dengan ratusan pendaki lain yang tewas di Gunung Everest dan menjadi tanda peringatan yang membeku.

Badan Gunung Everest seperti ini memang pernah menjadi tiang penunjuk jalan bagi pendaki lain selama bertahun-tahun.

Tetapi dalam kasus Hannelore Schmatz, angin akhirnya melemparkan mayatnya yang membeku dari sisi Wajah Kangshung, tidak pernah terlihat lagi.

Menyusul kematian tragisnya di Gunung Everest pada usia 39, suaminya Gerhard menulis, “Namun demikian, tim telah pulang. Tapi aku sendiri tanpa Hannelore tercinta.

Editor : Suar

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x