Follow Us

Kisah 'Jasad Abadi' Hannelore Schmatz, Pendaki Gunung Everest yang Tewas Secara Mengerikan dan Jenazahnya Dijadikan Petunjuk Bagi Pendaki Lainnya

Tatik Ariyani - Selasa, 09 Maret 2021 | 19:09
Mayat beku Hannelore Schmatz.
YouTube

Mayat beku Hannelore Schmatz.

Dan begitu mereka berada di lereng gunung, mayat di Gunung Everest hanya akan berfungsi sebagai pengingat akan risiko di balik pendakian yang mereka lakukan.

Meski demikian, Everest tidak pernah kehilangan pendaki.

Para pendaki hanya berharap bahwa mereka tidak akan berakhir seperti orang-orang yang tewas di Gunung Everest yang menghantui hingga hari ini.

Seperti 'jasad abadi' dari pendaki Hannelore Schmatz.

Pada 1979, pendaki gunung Jerman Hannelore Schmatz menjadi wanita keempat dalam sejarah yang mencapai puncak Gunung Everest.

Baca Juga: Askara Parasady Makin Terpuruk usai jadi Tersangka 3 Kasus Berbeda, Nindy Ayunda justru Ungkapkan Penyesalannya: Aku Sebenarnya tidak Mengharapkan Ini Terjadi

Hannelore Schmatz dan suaminya Gerhard
DW

Hannelore Schmatz dan suaminya Gerhard

Pada saat yang sama, suaminya yang berusia 50 tahun, Gerhard, menjadi orang tertua yang mencapai puncaknya.

Keduanya akan memperoleh pencapaian yang luar biasa jika bukan karena tragedi yang menimpa Schmatze setelahnya, yang berakhir dengan kematian.

Selama bertahun-tahun sebelum perjalanan Everest, kepercayaan diri keluarga Schmatze sangat tinggi setelah ekspedisi mereka yang sukses tahun 1973 ke puncak gunung tertinggi kedelapan di Bumi, Manaslu.

Gunung setinggi 26.781 kaki di Kathmandu ini hanya sekitar 2.300 kaki lebih pendek dari Everest.

Untuk mempersiapkan ekspedisi Everest, mereka mendaki gunung baru setiap tahun hingga 1979.

Editor : Suar

Baca Lainnya

Latest