Dan begitu mereka berada di lereng gunung, mayat di Gunung Everest hanya akan berfungsi sebagai pengingat akan risiko di balik pendakian yang mereka lakukan.
Meski demikian, Everest tidak pernah kehilangan pendaki.
Para pendaki hanya berharap bahwa mereka tidak akan berakhir seperti orang-orang yang tewas di Gunung Everest yang menghantui hingga hari ini.
Seperti 'jasadabadi' dari pendaki Hannelore Schmatz.
Pada 1979, pendaki gunung Jerman Hannelore Schmatz menjadi wanita keempat dalam sejarah yang mencapai puncak Gunung Everest.
Pada saat yang sama, suaminya yang berusia 50 tahun, Gerhard, menjadi orang tertua yang mencapai puncaknya.
Keduanya akan memperoleh pencapaian yang luar biasa jika bukan karena tragedi yang menimpa Schmatze setelahnya, yang berakhir dengan kematian.
Selama bertahun-tahun sebelum perjalanan Everest, kepercayaan diri keluarga Schmatze sangat tinggi setelah ekspedisi mereka yang sukses tahun 1973 ke puncak gunung tertinggi kedelapan di Bumi, Manaslu.
Gunung setinggi 26.781 kaki di Kathmandu ini hanya sekitar 2.300 kaki lebih pendek dari Everest.
Untuk mempersiapkan ekspedisi Everest, mereka mendaki gunung baru setiap tahun hingga 1979.