Follow Us

Gelar Ritual Santet di Tengah Demo Anti-Militer, Para Dukun di Myanamar Turun Tangan, Boneka Mirip Tentara jadi Tumbal

Rina Wahyuhidayati - Sabtu, 20 Februari 2021 | 12:00
Demonstrasi melawan militer yang berkuasa di Myanmar.
CBC.ca

Demonstrasi melawan militer yang berkuasa di Myanmar.

Gelar Ritual Santet di Tengah Demo Anti-Militer, Para Dukun di Myanamar Turun Tangan, Boneka Mirip Tentara jadi Tumbal

Suar.ID - Tak hanya menggelar demo, ritual dan santet juga dilakukan masyarakat Myanmar sebagai bentuk anti-militer.

Sejumlah masyarakat Myanmar menggelar ritual dan santet di kota kuno Bagan pada Kamis, (18/2/2021).

Ritual itu untuk memohon kepada kekuatan yang lebih tinggi dalam pertempuran mereka melawan militer Myanmar, dilansir dari Kompas TV yang mengutip Associated Press.

Mereka bersama-sama menuju kuil abad ke-13 di situs kuno kota Bagan untuk mengutuk orang yang memimpin penggulingan pemerintahan, yakni Jenderal Min Aung Hlaing.

Baca Juga: Tak hanya Gas Air Mata, Polisi Myanmar Gukanan Senjata Mengerikan Ini untuk Bubarkan para Demonstran yang Menolak Kudeta

Pengunjuk rasa mengunggah informasi mengenai jalannya unjuk rasa yang dilaksanakan di kota kuno itu di Facebook.

Dalam unggahan itu, terlihat ada sejumlah orang yang membawa baskom-baskom berisi sesajen buah-buahan dan benda lain, serta patung anyaman hijau kecil yang menyerupai tentara.

Pengunjuk rasa penentang kudeta militer Myanmar menginjak-injak boneka anyaman berwarna hijau mirip tentara setelah tetua-tetua mereka mengucapkan rapalan untuk mengutuk dan menyantet junta militer Myanmar yang mengambil alih kekuasaan 1 Februari lalu.

Para peserta berdiri dengan hormat saat mantra-mantra dan sederet rapalan dibacakan menggunakan pengeras suara.

"Kudeta militer itu ilegal. Alasan mereka adalah kebohongan. Saya mengatakan yang sebenarnya," kata pemimpin ritual upacara tersebut.

"Kami berharap orang yang bertanggung jawab atas kudeta itu runtuh dan mati dalam penderitaan yang luar biasa!" ujarnya, merujuk kepada Jenderal Senior Min Aung Hlaing.

Source : tribun aceh

Editor : Rina Wahyuhidayati

Baca Lainnya

Latest