Jumlah mobil yang dibeli mencapai ratusan unit.
Bahkan ada satu orang warga yang memiliki dua hingga tiga mobil baru.
"Sampai sekarang sudah ada sekitar 176 mobil baru yang datang, terakhir kemarin ada 17 mobil baru," tutur dia.
Gihanto mengemukakan, fenomena itu terjadi karena warga melakukan transaksi tanah untuk penetapan lokasi kilang minyak.
Mereka mendapatkan uang hasil penjualan tanah dari grass root refinery (GRR) kilang minyak yang melibatkan Pertamina-Rosneft, perusahaan asal Rusia.
Nilai penjualan tanah itu tak sedikit hingga warga berbondong-bondong membeli mobil baru.
Pendapatan warga dari hasil penjualan tanah, kata Kades, rata-rata mencapai Rp8 miliar.
Bahkan ada warga yang menerima Rp26 miliar dan Rp38 miliar atas kepemilikan beberapa hektar lahan.
"Ya memang kondisinya begitu, dapat uang lalu beli mobil, ada juga yang dibelikan tanah lagi maupun bangunan rumah juga," tutur dia.
Kejadian warga beramai-ramai membeli mobil ini sempat direkam dan viral di media sosial.
Dari video pendek yang beredar, belasan mobil diangkut menggunakan truk menuju ke desa tersebut.