Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Ledakan Besar Guncang Riyadh, Saksi Mata: Ledakan Itu Mengguncang Jendela Ibu Kota Saudi

Adrie Saputra - Rabu, 27 Januari 2021 | 19:30
Gambar ilustrasi ledakan keras mengguncang Riyadh.
gulfbusiness.com

Gambar ilustrasi ledakan keras mengguncang Riyadh.

Suar.ID - Ledakan keras mengguncang Riyadh pada Selasa (26/1/2021), tiga hari setelah kerajaan itu mencegat proyektil yang ditembakkan di atas ibu kota Saudi.

Tidak ada reaksi langsung dari Arab Saudi, yang telah berulang kali diserang rudal atau pesawat tak berawak.

Serangan yang disebut dilakukan oleh pemberontak Houthi di negara tetangga Yaman sudah terjadi sejak 2015.

Baca Juga: Sempat Bikin Heboh Diam-diam Menikah, Shaheer Sheikh Kepergok Kunjungi Rumah Sakit Wanita, Reaksi sang Istri jadi Sorotan

“Ledakan itu mengguncang jendela di ibu kota Saudi sekitar pukul 13.00 waktu setempat (17.00 WIB),” kata saksi mata, melansir Al Jazeera pada Selasa (26/1/2021) Beberapa warga di media sosial melaporkan mendengar dua ledakan.

TV Al Arabiya milik Arab Saudi mengutip laporan lokal tentang ledakan dan video yang beredar di media sosial terkait sebuah rudal yang dicegat di Riyadh.Televisi pemerintah melaporkan pada Sabtu (23/1/2021), koalisi yang dipimpin Arab Saudi, yang mendukung pemerintah Yaman yang diakui secara internasional melawan Houthi, mengatakan, pihaknya mengadang dan menghancurkan "target udara musuh" menuju Riyadh.

Baca Juga: Inilah Michaela Paruntu, Wanita Cantik yang Hadang Mobil Suaminya Hingga Terseret, Ternyata Bukan Orang Sembarangan!

Pernyataan singkat itu tidak mengidentifikasi sumber target.

Sementara Houthi mengatakan bahwa mereka tidak terlibat.

Bandara Internasional Raja Khaled Riyadh menyatakan, ada sejumlah penundaan penerbangan setelah insiden pada Sabtu (23/1/2021).

Arab Saudi telah memimpin intervensi militer terhadap Houthi sejak 2015 dan telah berulang kali menjadi target serangan lintas batas.

Namun, jarang sekali drone atau rudal yang diluncurkan oleh Houthi mencapai ibu kota kerajaan, sekitar 700 km (435 mil) dari perbatasan.

Insiden itu terjadi hanya beberapa hari setelah Joe Biden dilantik sebagai Presiden AS, menggantikan Donald Trump.Pada Senin (25/1/2021), pemerintahan Biden membekukan sanksi atas kesepakatan dengan Houthi selama satu bulan.

AS tengah meninjau "daftar hitam terorisme" yang diberlakukan di bawah Trump.

Baca Juga: Kecewa Berat Cucunya Keguguran, Nenek Nathalie Holscher Soroti Istri Sule yang Heboh saat Sedang Hamil Muda: Kalau Bukan Waktunya kan Enggak Bisa

Kelompok bantuan kemanusiaan memperingatkan hal itu bisa memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah menghancurkan.

Kelompok tersebut mengatakan, mereka tidak mempunyai alternatif selain menghadapi pemberontak yang menguasai sebagian besar Yaman, termasuk ibu kota, Sanaa. (Kompas.com)

Source :Kompas.com

Editor : Suar

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x