Dia dikelilingi oleh para petugas kepolisian dan sejumlah warga sekitar.
Kakek itu rupanya telah lama berjuang melawan kanker kelenjar getah bening.
Karena kondisinya terus memburuk, kakek itu kembali ke kampung halamannya ditemani oleh putranya.
Di sana, dia memutuskan menyewa pekerja untuk menggali kuburnya sendiri, lalu digunakan untuk kakek itu menanti ajalnya.
Setelah lubang kuburnya selesai dikerjakan, kakek itu lantas turun di sebuah bak yang ditempatkan di dasar lubang yang telah digali dan menunggu ajal di sana.
Pihak berwenang mengatakan kepada wartawan bahwa kakek itu lalu ingin mengakhiri hidupnya agar tidak menjadi beban bagi istri dan anak-anaknya.
Sebenarnya, putranya mencoba meyakinkan ayahnya untuk pulang bersamanya ke Beijing.
Namun bujukannya tidak berhasil.
Putra kakek itu lantas meninggalkan kuburan setelah ayahnya memintanya untuk mengambil makanan.
Setelah ditinggal putranya, kakek itu mencoba bunuh diri dengan mengiris pergelangan tangannya dengan mata pisau yang dibawanya.
Namun aksinya segera diketahui warga sekitar.