Dia menuturkan Abdullakh Anzorov, atau disebut Abdoulakh oleh sejumlah media, merupakan remaja Chechen yang lahir di Moskwa, Rusia.
Dia dan keluarganya datang ke Perancis dengan menyatakan diri sebagai pengungsi, dan tidak dikenal oleh bagian penangkal terorisme.
Dia disebut tinggal di Evreux, sebuah kota Normandy sekitar 100 km dari Conflans-Saint-Honorine, dan tak ada hubungannya dengan Paty.
Anzorov disebut datang ke College du Bois d'Aulne, tempat Paty mengajar, dan meminta sejumlah orang untuk menunjukkan Paty.
Pengajar berusia 47 tahun tersebut dibuntuti dan langsung diserang saat berjalan kaki, di mana dia dilukai di kepala sebelum dipenggal.
Anzorov kemudian mengunggah perbuatan sadisnya di Twitter, di mana dia menyertakan kalimat yang menghina Macron maupun Perancis.
Ketika dikonfrontasi oleh polisi yang merespons laporan masyarakat, Anzorov kemudian kabur setelah menembakkan airsoft gun yang dibawanya.
Penegak hukum pun membalas dengan melepaskan tembakan yang mengenai Anzorov.
Dia sempat bangkit sebelum kemudian ditembak hingga sembilan kali.
Saat dilakukan pemeriksaan, pihak berwenang menemukan pisau sepanjang 30 cm yang dipakai untuk membunuh Paty.