Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Membongkar Tabir G30S Dari Bangsal Forensik: Faktanya, Tidak Ada Pencungkilan Mata Dan Pemotongan Alat Kelamin Para Jenderal Seperti dalam Film

Suar.id - Rabu, 30 September 2020 | 18:13
Poster film G30S
Tribunwiki

Poster film G30S

Tidak Ada Pencukilan Mata

Cerita “pencungkilan” mata dan “pemotongan” penis sejatinya sudah terlebih dahulu terdengar di masyarakat sekitar.

Tepatnya setelah para korban G30S ditemukan di dalam sumur di Lubang Buaya, Jakarta Timur, 4 Okotober 1965.

Tujuh mayat jenderal itu lantas dibawa ke RSPAD guna diotopsi.

Untuk menangani mayat-mayat tersebut, dibuatlah tim yang terdiri dari dua dokter RSPAD, yaitu dr Brigjen. Roebiono Kartopati dan dr. Kolonel. Frans Pattiasina; lalu ada tiga dari Ilmu Kedokteran Kehakiman UI, Prof. dr. Sutomi Tjokronegoro, dr. Liau Yan Siang, dan dr. Lim Joe Thay.

Mereka bekerja delapan jam dari sore 4 Okotber sampai 5 Okober 1945 dini hari di kamar mayat RSPAD.

Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Inilah Sosok yang Sangat Berjasa di Balik Pengangkatan 7 Pahlawan Revolusi Korban Gerakan 30 September

Sesuai perintah, tim ini mengidentifikasi korban dan melakukan autopsi bagian luar jenazah.

Dari identifikasi itu, tim berkesimpulan, para jenderal tersebut mendapat penyiksaan sebelum dibunuh dan dikubur dalam sumur tua di Lubang Buaya.

Tapi, ada fakta baru, tidak ditemukan sama sekali bukti bahwa mereka dicungkil matanya dan dipotong penisnya.

Penemuan itu bukan berita baik tentunya bagi tim tersebut, justru membuat mereka tertekan.

10 Pahlawan Revolusi yang gugur dalam peristiwa G30S
Dok via Pos-kupang.com

10 Pahlawan Revolusi yang gugur dalam peristiwa G30S

Editor : Suar

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x