Suar.ID -Keinginan kuat China untuk menyatukan Taiwan ke dalam satu China semakin kuat.
Bahkan, negara Tirai Bambu itu sudah mulai hitung mundur jadwal penyerangan ke Pulau Taiwan.
Tentara Pembebasan Rakyat China atau PLA sudah mentetapkan tanggal 30 untuk menginvasi Taiwan.
Tentu saja ini merupakan situasi darurat genting bagi Taiwan.
Baca Juga: Agar tetap Perawan, PSK di China Menggunakan Belut, Bagaimana Caranya?
Isu kencang berhembus dari China daratan bahwa PLA Army, PLA Air Force dan PLA Navy bersiap menyerbu Taiwan.
Persiapan sudah matang dan militer China tinggal tunggu aba-aba Xi Jinping untuk melabrak Taiwan.
Hanya Amerika Serikat (AS) yang bisa menghentikan serangan China ke Taiwan.
Hubungan China dengan Taiwan kian memanas akhir-akhir ini setelah kunjungan dua pejabat tinggi Amerika Serikat (AS) ke pulau demokrasi tersebut.
Kunjungan itu memicu kemarahan China yang menganggap Taiwan sebagai salah satu provinsinya.
Militer China beberapa kali berada di lepas pantai Taiwan dan melakukan manuver penerbangan masuk ke wilayah udara Taiwan setidaknya dua kali dalam sepekan terakhir saat latihan militer.
Kondisi ini membuat Taiwan gerah dan merasa tidak nyaman akan kehadiran militer Tiongkok di depan rumahnya.
Pemimpin redaksi Global Times, Hu Xijin, media yang didukung pemerintah China, mengatakan, pemerintah China tengah bersiap menginvasi Taiwan karena ulah pemimpin Taiwan sendiri.
Hu mengatakan, prediksi itu malah muncul di AS.
Karena itu, ada hal buruk yang telah dilakukan pihak berwenang Taiwan yang dapat memicu China menginvasi pulau tersebut.
Hal ini sejalan dengan perkiraan mantan pejabat AS yang memprediksi China menyerang Taiwan pada saat pemilu AS dilakukan.
"Hal buruk apa yang telah dilakukan pihak berwenang Taiwan sehingga lebih dari satu mantan pejabat AS memperkirakan PLA akan menyerang Taiwan pada minggu 3 November ketika pemilihan presiden AS diadakan?"
"Tsai Ing-wen harus merenungkan dirinya sendiri, atau dia akan menjadi "presiden" Taiwan yang digulingkan oleh PLA," tulis Hu dalam twitternya, Senin (21/9).
Hal itu dikatakan Hu, merespons tulisan yang dirilis media AS, The Hill berjudul "The US election could be a danger for Taiwan, an opportunity for China".
Dalam tulisan ini disebutkan momen yang paling baik bagi China menyerang Taiwan adalah pada 3 November 2020 saat pemilihan umum di AS digelar.
Sebab saat ini, AS tengah memasuki krisis suksesi dan kemungkinan kecil melakukan intervensi dalam konflik kekuatan besar di luar AS.
Apalagi permusuhan AS dengan China saat ini lebih banyak bertujuan untuk mendulang suara pada pemilu kali ini.
Menyadur Reuters, beberapa pesawat tempur China terbang melintasi garis tengah Selat Taiwan dan masuk ke zona identifikasi pertahanan Taiwan.
Militer Taiwan bahkan telah berusaha mencegat sejumlah pesawat China tersebut untuk menjauhi wilayahnya.
Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen juga menyebut China sebagai ancaman bagi wilayahnya.
(Pos Kupang)