Dia menempatkan slogan kampanye Trump tak lebih dari gertakan sambal.
MBS lebih memilih Trump agar menang pemilu daripada Clinton yang dia anggap 'menjengkelkan'.
Yang lebih mungkin mengganggu kerajaan tentang HAM dan kebebasan bagi wanita.
Selain itu, penguasa Saudi membenci kesepakatan nuklir yang dibuat Obama dengan musuh bebuyutan mereka, Iran.
Mereka khawatir Iran akan menggunakan keuntungan ekonomi untuk menyebabkan 'kekacauan' di Timur Tengah.
MBS juga mengkritik reaksi Obama terhadap Arab Spring.
Padahal sebelumnya, MBS telah mencoba membuat para pejabat Obama terpesona dengan rencananya untuk memodernisasi Arab Saudi dan mengubah ekonominya yang bergantung pada minyak.
Namun usaha tersebut gagal.
MBS juga mengeluh secara pribadi bahwa Obama berhenti mendukung mereka dan sangat marah ketika tahu ada anggota kerajaan yang tampaknya mendukung Partai Demokrat sebelum pemilu AS.
Sebaliknya, Trump adalah seorang pengkritik kesepakatan nuklir dengan Iran.