Suar.ID - Proses sekolah dengan sistem belajar daring ternyata dalam praktiknya berbeda antara di perkotaan dan di pedesaan.
Perbedaan mencolok adalah soal kepemilikan HP yang menjadi alat penting dalam belajar daring.
Janiah, guru MIN 2 Batola, bidang mata pelajaran Mulok (Muatan Lokal) mengungkapkan, di wilayah Desa Tamban itu pada kenyataannya tidak semua warga memiliki HP android.
Bisa dimaklumi, sebab mayoritas penduduk di sana hidup dari pekerjan bertani.
Tingkat kemampuan ekonomi yang menjadi kendala terbesar atas kepemilikan hp tersebut.
Tak seperti di kota, anak TK saja sudah ada yang dibelikan HP oleh orangtua.
Namun, di desa tidak demikian, kecuali anak beranjak ABG yang baru dibelikan HP.
"Makanya yang sistem daring hanya kelas 5 dan 6, sedangkan kelas 1 sampai 4 diterapkan belajar di sekolah," jelasnya saat ditemui Banjarmasin Post.