Von Borries mengatakan jangka waktu untuk “tidak aktif” tersebut akan diserahkan sepenuhnya kepada pelamar.
"Jika Anda mengatakan Anda tidak akan tidur, maka Anda hanya dapat melakukannya untuk beberapa hari," kata Von Borries.
"Tetapi jika Anda mengatakan Anda tidak akan berbelanja maka itu adalah sesuatu yang dapat Anda pertahankan lebih lama,” sambung dia.
Universitas tersebut mengatakan uang hibah akan diberikan ketika pelamar yang terpilih setelah mereka menyerahkan laporan pengalaman mereka pada pertengahan Januari.
Von Borries mengatakan para peserta terpilih yang mengirimkan laporan akan dibayar terlepas dari apakah upaya “ketidakaktifan” mereka berhasil.
Semua lamaran yang diajukan akan menjadi bagian dari pameran yang disebut The School of Inconsequentiality: Towards A Better Life, yang direncanakan pada November.
Pameran ini akan mengeksplorasi pertanyaan: "Apa yang dapat saya hindari sehingga hidup saya memiliki konsekuensi negatif yang lebih sedikit pada kehidupan orang lain?"
Von Borries mengatakan idenya tersebut bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara bagaimana masyarakat mendorong keberlanjutan dan bagaimana masyarakat menghargai kesuksesan materi.
"Program hibah ini bukan lelucon tapi sebuah eksperimen dengan niat yang serius," kata Von Borries.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Universitas di Jerman Siap Bayar Rp 27 Juta untuk Aktivitas "Rebahan"