Melansir Global Times, media pemerintah China, pihak berwenang di Kota Lu'an mengonfirmasi SFTS yang disebabkan oleh gigitan kutu bukan demam berdarah, yang juga disebarkan oleh serangga.
Sebelumnya, sebuah rumor berspekulasi di internet mengatakan kasus kematian di Kabupaten Jinzhai adalah hasil dari demam berdarah.
Seorang staf pengontrol penyakit dari Komisi Kesehatan Lu'an mengatakan Lu'an adalah daerah pegunungan dan penduduk desa yang bekerja di ladang sering digigit oleh kutu dan lintah.
Orang yang rentan terhadap gigitan serangga lebih mungkin terserang penyakit yang ditularkan serangga.
Penyakit ini disebabkan oleh virus bunya (bunyavirus) baru yang disebarkan oleh kutu.
Pasien yang terinfeksi virus virus bunya baru dapat menyebarkan virus ke orang lain.
Baca Juga: Tukang Cukur Rambut Ini Batalkan Janji karena Tahu Kliennya Seorang Perawat, Takut Virus Corona?
Selain itu, darah mayat dan sekresi berdarah pasien menular.
Pihak berwenang setempat mengingatkan masyarakat setempat bahwa gigitan kutu juga menyebarkan ensefalitis dan demam berdarah.
SFTS adalah zoonosis (menular dari hewan ke manusia dan sebaliknya) yang muncul di China, Jepang, dan Korea Selatan
SFTS dikonfirmasi di China pada 2009 dan kemudian dilaporkan secara retrospektif di Korea Selatan pada 2012 dan di Jepang barat pada 2013.
Berdasarkan penelitian dilakukan pakar China di daerah endemik SFTS, Kabupaten Yiyuan,Provinsi Shandong, China, penyakit ini sangat mematikan dengan tingkat fatalitas kasus 12%.