TikTok tentu saja membantah tegas dan menyebut tuduhan itu tidak berdasar.
Untuk membuktikan independensi TikTok dari campur tangan pemerintah China, perusahaan menunjuk CEO warga negara AS.
"Kami tidak pernah memberikan data pengguna kepada pemerintah China, dan kami juga tidak akan melakukannya jika diminta," ujar TikTok menyadur dari CNN.
AS rupanya tidak sendirian. India juga melontarkan pernyataan akan melarang TikTok dan aplikasi China lainnya setelah bentrokan perbatasan berdarah antara tentara India dan China.
Meskipun para pemimpin seperti Menlu Mike Pompeo menggambarkan TikTok sebagai bahaya saat ini, banyak komunitas keamanan dunia maya mengatakan adanya fakta yang lebih kompleks.
TikTok bisa menjadi ancaman bagi keamanan AS dilihat dari skenario tertentu.
Beberapa analis juga mengatakan masalah ini dipersulit oleh sikap agresif Trump terhadap China.
"Pemerintahan Trump memilih pendekatan keamanan untuk menangani masalah ini.
Tampaknya, begitu perusahaan China menjadi sorotan pemberitaan, tiba-tiba menjadi target baru," kata Justin Sherman, seorang praktisi keamanan dunia maya, Prakarsa Statecraft Cyber.