Yang paling penting ia tidak ember atau gampang membocorkan rahasia.
Cohen juga punya kemauan dan daya juang kelas baja, walaupun tampilan luarnya tampak sangat rendah hati dan sederhana.
Usai mengikuti pendidikan khusus dan keras di Mossad, ia dikirim ke Buenos Aires, Argentina.
Ia diberi tugas menyamar sebagai imigran Suriah, di sana misi Eli berhasil.
Ia bisa diterima berbagai kalangan di Argentina mulai dari politisi, diplomat, hingga pejabat militer.
Tak hanya oleh kalangan Argentina semata, Eli bahkan bisa berkawan sangat erat dengan Kolonel Amin Al-Hafiz pendukung Partai Baath yang kelak menjadi Presiden Suriah (1963-1966).
Eli bertugas di Argentina hingga 9 bulan. Setelah itu ia kembali ke Israel menemui istrinya dan melaksanakan tugas baru yang diberikan Mossad untuk masuk ke Suriah.
Ia masuk lewat Damaskus dengan menyandang nama Kamal Amin Ta’abet pada 1962 dan berstatus sebagai seorang pengusaha kelahiran Beirut, Libanon.
Cohen bahkan mengaku orang tuanya dari kalangan Muslim tulen dengan nama Amin Ta’abet.
Tidak banyak rintangan ditemui Eli. Di Suriah Eli bisa berperilaku bak Muslim tulen karena kemampuannya berbahasa Arab.