"Nah kebetulan ini rumah konsepnya outdoor jadi nggak lama gitu sudah selesai. Nah ini juga dapur saya gitu. Jadi tinggal diganti aja kacanya, kalau dihitung sebulananlah sudah jadi," kata Tamara.
"Memang konsepnya masakan rumahan, jadi bener-bener masakan yang setiap hari dimasak di rumah itu ada di sini," sambungnya.
"Jadi di sini juga banyak perantau. Mereka kangen dengan masakan rumahan ibunya mungkin atau kelaurganya atau mereka pas pulang ke tempat tingalnya di Indonesia. 'Duh kangen ya sama masakan rumah ibu, rumah waktu ibu memasak' nah di sinilah ia datang gitu," penjelasan panjang Tamara.
Tak hanya wisatawan lokal, pengujung warungnya juga dari turis mancanegara yang datang berwisata di Bali.
Banyak wisatawan yang tertarik dengan masakannya, terutama bagi vegetarian.
Tamara mengaku tak menambahkan MSG pada masakannya, sehingga masakan di warungnya benar-benar sehat.
"Kebetulan ada turis-turis yang baru pertama datang, nyobain menu-menu masakan di sini. Terus mereka bilang 'ini apa, ini apa', apalagi kalau masakannya jengkol. Mereka bilang 'apaan nih boleh nyoba dulu nggak' gitu. Em, okay," ujarnya.
"Karena kebetulan di sini kebanyakan orang vegetarian, kita di sini juga nggak pakai MSG jadi benar-bener sehat," tandasnya.