Suar.ID - Meski sudah mengancam akan menutup kantor penghubung antara Korea Utara- Korea Selatan di perbatasan, juga membatalkan perjanjian militer serta proyek lainnya, Korut rupanya sedang berencana membuat Korsel menderita.
Mengutip dari Kompas.com, Korut melalui pernyataan Kim Yo Jong, adik dari pemimpin tertinggi negara itu, Kim Jong Un, mengirim ancaman kepada Korsel.Dia mengatakan bahwa mereka akan mengancam membatalkan perjanjian militer dan menutup kantor penghubung di perbatasan jika Korsel gagal membatasi aktivitas para pembelot Korut yang menyebar pesan propaganda anti-Pyongyang di perbatasan.
Pihak Korsel pasca-ancaman itu langsung merespons bahwa mereka akan membuat undang-undang yang akan membatasi pergerakan aktivis serta pembelot Korut di perbatasan.
Aktivis telah mengirim balon yang membawa selebaran yang mengkritik ambisi nuklir Korea Utara dan pelanggaran hak asasi manusia selama bertahun-tahun, tetapi Pyongyang menganggap taktik itu serangan terhadap pemerintahnya.Dalam beberapa minggu terakhir, sekitar 500.000 selebaran telah dibuang di sepanjang perbatasan yang dibentengi antara Korea Utara dan Korea Selatan.
Mereka mengkritik pemimpin Korea Utara Kim Jong Un karena mengancam akan mengambil "tindakan nyata yang mengejutkan dengan senjata nuklir strategis", menurut kantor berita Korea Selatan Yonhap.
UU yang akan dibuat Korsel juga tampaknya memicu perdebatan tentang potensi pelanggaran kebebasan berekspresi di Korsel.
Dikutip dari AFP, Juru bicara Departemen Unifikasi Korea Utara pada Jumat (5/6/2020) mengatakan, "Pertama-tama, kami tentu akan menarik kantor penghubung Utara-Selatan."
Pernyataan itu dikutip oleh Kantor Berita Pusat Korea.
Penutupan kantor penghubung itu menyusul beberapa tindakan untuk menghukum Seoul, imbuh juru bicara itu.
"Kami sedang memulai sesuatu yang akan melukai sisi Selatan, sesegera mungkin kami akan membuat mereka menderita."Seorang pejabat dari kantor kepresidenan Korea Selatan mengatakan, kampanye selebaran yang dilakukan pembelot dan aktivis itu "lebih punya sisi berbahaya daripada baiknya".