Suar.ID-Bantuan sosial di tengah wabah virus corona memang menjadi salah satu kebijakan pemerintah dalam menangani wabah covid-19.
Bantuan sosial berupa sembako yang saat ini sudah didistribusikan untuk para warga Jabodetabek.
Di luar warga Jabodetabek tidak akan mendapatkan sembako, melainkan berupa uang cash sebesar Rp. 600 ribu.
Beberapa waktu lalu, pembagian bansos banyak mengundang kontroversional.
Banyak warga yang mengeluh isi sembako tak sesuai, banyak pula yang justru mengamuk karena data yang tak tepat sasaran, banyak pula yang menolak.
Baru-baru ini penolakan bantuan sosial kembali terjadi lagi di Kota Banyumas, Jawa Tengah.
12 warga diantar oleh camat dan kepala desa setempat untuk mendatangi Pendopo Simanji.
Kedatangan warga tersebut berniat untuk mengembalikan bantuan langsung tunai (BLT) sebesar Rp.600 ribu perbulan.
Bantuan tersebut harusnyawargaterima selama tiga bulan ke depan di tengah pandemi virus corona.
12 orang warga tersebut merasa tidak pantas menerimabantuantunai selama tiga bulan kedepan.
"Kami mengundurkan diri dari bantuan langsung tersebut, maka mohon digunakan untuk orang yang lebih layak menerima bantuan tersebut," ujar Siti Cashana salah satu warga melansir dari kanal YoutubeKompasTv.
Melihat aksi mengejutkan warganya, bupati Banyumas merasa sangat begitu bangga dan mengaprsiasi.
Bahkan bupati Banyumas pun mengucapkan banyak terimakasih atas kesadaran para warganya.
Aksi warga tersebut pun sampai ke telinga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranomo.
Ganjar pun memposting ucapan kagum dirinya pada aksi 12 orang warga Banyumas tersebut.
Artikel ini telah tayang di Nakita.ID dengan judul: Dapat Bantuan di Tengah Pandemi Corona, 12 Orang Warga di Banyumas Justru Berbondong-Bondong Mengembalikan Dana Cash Bantuan dari Pemerintah, 'Kami Mengundurkan Diri'