Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Meski Sudah Dikepung Puluhan Musuh, Sniper TNI ini Malah Makin Bringas, Setiap Peluru yang Ditembakkannya Pasti Merengut Nyawa Lawannya, Begini Kisahnya...

Aditya Eriza Fahmi - Senin, 25 Mei 2020 | 12:00
Meski Sudah Dikepung Puluhan Musuh, Sniper TNI ini Malah Makin Bringas, Setiap Peluru yang Ditembakkannya Pasti Merengut Nyawa Lawannya!
Tribun Timur

Meski Sudah Dikepung Puluhan Musuh, Sniper TNI ini Malah Makin Bringas, Setiap Peluru yang Ditembakkannya Pasti Merengut Nyawa Lawannya!

Suar.ID -Di Akhir tahun 1975, militer Indonesia melancarkan Operasi Seroja di Timor Timur.

Operasi militer ini merupakan operasi militer terpanjang dalam sejarah TNI.

Dalam operasi ini seluruh unsur baik AD, AL, dan AU dilibatkan.

Tak terkecuali para Sniper TNI yang langsung diterjunkan ke medan laga.

Baca Juga: Nekat Mudik padahal Sedang Lockdown, 16 Pekerja Ini Tewas Terlindas Kereta Api, Cuma Gara-gara Ini

Mengutip majalah Commando Edisi No.4 tahun 2014, salah satu sniper yang diterjunkan ialah Tatang Koswara.

Tatang yang baru saja mendapat pelatihan sniper dari Green Beret US Army langsung dilibatkan dalam Komando Satgas Pamungkas untuk mendukung serbuan Indonesia ke Timor Timur.

Tatang bahkan diikutsertakan kedalam satuan Kopassandha (Kopassus) lantaran saat itu Korps Baret Merah kekurangan sniper.

"Jadi karena TNI AD, lewat Pak Edi Sudrajat, tahu kemampuan saya sebagai sniper lalu saya disuruh bergabung dengan para sniper Kopassandha," kata Tatang.

Baca Juga: Jadi Janda di Usia yang Sangat Muda, Sosok Cantik Ini ternyata Ingin Punya Anak Tanpa Harus Menikah, Ternyata begini Cara yang Akan Ditempuh

"Namun di belakang hari gara-gara bertempur sebagai sniper dan bergabung dengan Kopassandha saya dikira juga anggota Kopassus. Padahal satuan saya tetap di Pussenif," lanjutnya.

Tahun 1977, Tatang lantas mendapat penugasan cukup berat di Timtim.

Gerilyawan Fretilin yang merupakan lawan TNI ternyata jago berperang dan memiliki persenjataan lumayan baik.

Bahkan pada 15 Mei 1977 dalam pertempuran yang berlangsung di Lalua dan Lobugob, TNI kehilangan lebih dari 100 prajurit yang gugur di medan pertempuran.

Baca Juga: Tiba-tiba Raffi Ahmad Posting Tumpukan Uang Sejumlah 1 Miliar di Instagram, Tantang Followernya Mendapatkannya dengan Cara Ini

"Pada saat pasukan ABRI mengalami kerugian besar karena yang gugur mencapai ratusan dalam satu hari, sebenarnya sudah ada sniper tapi peran mereka bertugas sebatas melindungi pasukan," kata Tatang.

"Padahal cara bertempur sniper yang pernah saya pelajari, ia harus masuk jauh ke wilayah musuh untuk menciptakan kekacauan dan sekaligus melemahkan semangat bertempur musuh," papar Tatang.

Pada akhir 1977, Tatang ditugaskan di kawasan Bobonaro, Becila, Aileu, Dili, Remexio dan lainnya.

Disemua daerah itu Tatang bertempur mati-matian melawan Fretilin.

Baca Juga: Sempat Kabur ke Luar Kota, Ternyata Kartu Sakti Ini yang Bikin Ferdian Paleka Mampu Kelabui Polisi Hingga Lolos dari Petugas PSBB

Pernah dalam suatu misi Tatang ditemani oleh seorang prajurit muda lulusan Akmil bernama Ginting.

Ginting masih amat hijau di medan perang, ia bersenjatakan senapan M16, berseragam loreng lengkap layaknya tentara.

Sedangkan Tatang mengenakan gears sniper dengan ghillie suit sehingga akan nge-blend dengan vegetasi sekitar.

Keduanya lantas mengendap-endap masuk ke wilayah musuh. Pada malam tiba masih saja terus bergerak dengan bantuan teleskop malam.

Tatang dengan ghillie suitnya
Commando/Dok.Pribadi via Sosok.ID

Tatang dengan ghillie suitnya

Baca Juga: Intip Mengerikannya Isi Laboratorium Virologi Wuhan, Inikah Alasan Amerika Serikat Ngotot Tuding China Biang Pandemi Corona?

"Karena pengawal saya seorang perwira jadi saya juga harus hargai dia. Lalu saya tanya sebaiknya di mana kita akan mengendap sehingga lokasi dan posisinya sulit diketahui musuh," jelas Tatang.

"Secara teori Ginting menyarankan saya untuk mengendap di ketinggian sehingga bisa mengincar dan melumpuhkan musuh. Tapi saran itu langsung saya tolak karena terlalu berbahaya," sahut Tatang.

Tatang kemudian mengajak Ginting memilih persembunyian di pinggir tebing curam yang sangat tersembunyi sehingga tak akan diketahui musuh.

Benar saja, esok harinya posisi ketinggian yang sebelumnya disarankan Ginting disisir oleh patroli musuh yang jumlahnya puluhan, terkejut Tatang mendapati lawan yang begitu banyak.

Baca Juga: Sang Ayah Sempat Sarankan untuk Serahkan Diri, Namun Ferdian Paleka Pilih Kabur, Begini Pengakuan Sang Youtuber: Saya Panik, Saya Takut, Jadi Saya Memilih Kabur...

Tak selang berapa lama gerilyawan Fretilin itu berkumpul untuk melancarkan penyerbuan ke posisi pasukan TNI.

Padahal jarak Tatang dan Ginting hanya sekitar 50 meter dari pasukan musuh itu.

Namun tetap Tatang akan melakukan tindakan menghambat atau bahkan memukul mundur gerilyawan Fretilin berapapun jumlahnya.

Tatang lantas mengontak Edi Sudrajat agar pasukan TNI yang berpatroli disekitar situ agar melakukan serangan dadakan kepada Fretilin sehingga akan memecah konsentrasi lawan.

Baca Juga: Jadi Orangtua Tunggal di Usia Muda Hingga Dituding Tak Dapat Restu dari Mantan Mertua, Ayu Ting Ting Ungkap Hubungannya dengan Orangtua Enji

Tak berapa lama tembakan gencar menyalak menghujani gerilyawan Fretilin yang berasal dari patroli TNI.

Tatang saat menemukan jebakan Booby Trap gerilyawan Fretilin
Commando/Dok.Pribadi

Tatang saat menemukan jebakan Booby Trap gerilyawan Fretilin

Tatang lantas memasang peredam suara pada moncong senapan Winchester Model 70-nya.

Seperti malaikat pencabut nyawa, dengan tenang Tatang membidik sasaran dan menekan pelatuk dengan cekatan.

Head shot, head shot dan head shot!, gila!, tembakan Tatang semuanya menghantam kepala musuh, satu persatu gerilyawan Fretilin yang berada di jarak 300-600 meter dari posisi Tatang menembak tumbang.

Baca Juga: Akhirnya Terbongkar, Ternyata ini yang Bikin Ahmad Dhani Klepek-klepek Kepada Maia Estianty, Ibunda Dul: Jangan Sebut Namanya

Hal ini membuat musuh panik bukan kepalang lantaran mereka bingung ada tembakan jitu namun tak tahu dari mana asalnya.

Sontak Fretilin melepaskan tembakan ngawur kesana-kemari tanpa sekalipun menyasar tempat Tatang dan Ginting bersembunyi.

Takut mati, Fretilin langsung kabur meninggalkan medan pertempuran, misi itu sukses dilaksanakan Tatang.

Tatang saat bertugas di Timor Timur
Commando/Dok.Pribadi via Sosok.ID

Tatang saat bertugas di Timor Timur

Dari 50 butir peluru yang Tatang bawa, hanya tersisa satu saja, 49 lainnya sudah ditembakkan ke musuh.

Ginting yang menyaksikan Tatang 'mencabuti' nyawa Fretilin sampai terperangah, ia secara sembunyi-sembunyi mencatat jumlah kill yang dibukukan sniper legendaris Indonesia itu.

Baca Juga: Pamer Setumpuk Uang Pecahan 100 Ribu dan 100 Dolar Amerika Berjumlah 1 Miliar, Ternyata Ini yang akan Dilakukan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Setelah Follower-nya Tembus 40 Juta

(Seto Aji)

Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul"Walau Dikeroyok Puluhan Musuh, Sniper TNI Ini Malah Semakin Menggila 'Meminta' Nyawa di Setiap Peluru yang Ditembakkan"

Editor : Suar

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x