Follow Us

Kisah Sedih Keluarga Dul Rohmat: Harus Sewa Becak untuk Tidur karena Kena PHK di Tengah Wabah Virus Corona

Adrie P. Saputra - Kamis, 07 Mei 2020 | 12:45
Becak sewaan yang digunakan Dul bersama istri dan anaknya berusia 13 bulan tidur di kawasan Jalan Adi Sucipto Karangasem, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Rabu (6/5/2020).
(KOMPAS.com/LABIB ZAMANI)

Becak sewaan yang digunakan Dul bersama istri dan anaknya berusia 13 bulan tidur di kawasan Jalan Adi Sucipto Karangasem, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Rabu (6/5/2020).

Suar.ID - Virus Corona membuat sejumlah pengusaha mengalami kerugian.Dampkanya tentu berimbas pada karyawan yang harus kena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja)Karena kejadian tersebut, banyak tulang punggung keluarga yang tak bisa lagi menafkahi anak dan istrinya.Kejadian pilu ini dialami oleh Dul Rohmat (30) beserta istri, Fatimah (33) dan anaknya yang masih berusia 13 bulan bernama Dafa, mereka harus tidur di becak setiap hari.

Baca Juga: Berkat Pandemi Covid-19, Angka Kelahiran di Daerah Ini Terancam Meningkat: Negatif Virus Corona tapi Positif Hamil

Warga asal Desa Asemrudung, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah tersebut sudah sekitar satu bulan tinggal dan tidur di becak.

Mereka hidup dengan cara menggelandang dan selalu berpindah tempat. Mereka seringnya berada di kawasan Jalan Adi Sucipto Karangasem, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah.

Baca Juga: Bukan cuma Prank Sembako, Ibu Tiri YouTuber Ferdian Paleka Syok saat Tahu Anaknya Membuat Konten Ini

Mereka menganggap kawasan itu nyaman untuk ditempati karena tidak banyak nyamuk.Sehingga, anak semata wayangnya itu bisa tidur dengan nyenyak di becak.Jika hujan turun, mereka harus pindah ke tempat lain yang lebih aman untuk berteduh. Mereka tidak ingin anaknya yang masih kecil tersebut kehujanan. Saat ditemui oleh Kompas.com, keluarga Dul sedang berada di depan kantor DPRD Solo. Mereka sedang menunggu para dermawan memberikan nasi takjil untuk buka puasa. "Alhamdulillah, ada yang ngasih (makan). Entah dari mana tahu-tahu datang ngasih makan. Kayak ini tadi, tahu-tahu ada yang ngasih," kata istri Dul, Fatimah di Solo, Jawa Tengah, Rabu (6/5/2020).

Baca Juga: Gara-gara Konten YouTube Prank Sembako, Ferdian Paleka Terancam Hukuman 12 Tahun Penjara, Tempat Persembunyiannya pun Berhasil Dilacak Polisi

Perempuan yang akrab disapa Imah mengatakan, alasan jauh-jauh dari Purwodadi ke Solo untuk mencari pekerjaan. Dia berharap dengan merantau ke Solo bisa merubah keluarga. "Di sana tidak ada pekerjaan. Karena tempatnya pelosok untuk cari uang tidak bisa. Bisanya di sawah. Kalau tidak panen ya tidak bisa dapat penghasilan," kata dia.Dul dan keluarga kemudian memutuskan merantau ke Solo. Selain mengajak anak dan istrinya, Dul juga mengajak adiknya bernama Listiyowati (22). Selama di Solo, mereka menyewa indekos di kawasan Jagalan, Kecamatan Jebres. Adapun biaya sewa setiap bulannya sebesar Rp 600.000. Karena biaya sewanya terlalu mahal, mereka memutuskan untuk pindah.

Mereka mendapat indekos dengan biaya sewa Rp 400.000 per bulan. Baru beberapa bulan ditempati, sang suami terkena dampak pemutusan hubungan kerja (PHK) dari tempat kerjanya proyek pembangunan akibat pandemi wabah virus corona (Covid-19). "Karena suami tidak kerja karena PHK ada virus corona, (jadi) tidak ada pengasilan. Uang sewa indekos juga tidak bisa bayar. Terpaksa sewa becak Rp 5.000 per hari untuk tidur di jalan," ungkap Imah.Untuk mencukupi kebutuhan hidup setiap hari, mereka hanya mengandalkan bantuan.

Baca Juga: Rumah Tangga dengan Veronica Tan Bubar Gara-gara Isu Orang Ketiga, Inilah Kalimat Pedas yang Dilontarkan Ahok kepada Mantan Istrinya

Sejak di PHK, sang suami sampai saat ini belum mendapatkan pekerjaan.

Pernah suaminya ditawarin pekerjaan oleh orang lain, tetapi karena masih kondisi pandemi wabah corona, sampai sekarang belum mendapat kepastian kapan mulai kerja."Kalau dapat sembako seperti beras, minyak gitu saya jual karena tidak bisa masak di jalan. Uangnya buat bayar sewa becak sama buat beli pampersnya adik. Penting peralatan adik tidak ada yang kurang," terang Imah. "Kalau mi instan dan telur kita bisa minta dibutkan di hik (wedangan) paling nambah uang berapa bisa buat makan. Terus kalau teh dan gula bisa buat minum sendiri karena punya termos berisi air panas," sambung dia. Dul mengaku ingin pulang ke desa. Karena mendengar kabar pemudik yang pulang kampung harus menjalani isolasi mandiri 14 hari, Dul memutuskan untuk tidak pulang. "Dulu mau pulang ke kampung. Denger kabar dikarantina selama 14 hari karena ada virus corona ini terus takut mau pulang kampung," ucap Dul. "Nanti kalau situasi sudah reda kalau kita punya rezeki lebih, Insya Allah kita pulang jenguk ibu," timpal Imah.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Kisah Pilu Keluarga dengan Balita di Solo Tinggal di Becak, Bapak di-PHK karena Corona

Editor : Adrie P. Saputra

Baca Lainnya

Latest