Suar.ID - Insiden kekerasan terhadap petugas SPBU terekam kamera CCTV dan viral di media sosial.
Yeni Nur Oktaviani (24), seorang petugas SPBU Parigi, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, ditampar sopir pikap berinisial CU (42) saat hendak mengisi BBM, Jumat (1/5/2020).
Aksi penamparan itu sempat terekam karena pengawas yang terpasang di sudut atas pom bensin.
Bahkan videonya beredar di media sosial.
Tak terima dengan apa yang dialaminya, Yeni kemudian melaporkan peristiwa itu ke Polsek Parigi.
Namun, karena merasa iba dengan kondisi kehidupan pelaku.
Yeni akhirnya mencabut laporan yang telah ia buat di Polsek Parirgi. Berikut fakta selengkapnya yang Kompas.com rangkum:
1. Kronologi kejadian
Yeni menceritakan, kejadian yang dialaminya berawal saat pelaku hendak mengisi BBM masuk ke jalur sepeda motor.
Karena salah masuk jalur, sambung Yeni, ia pun lantas menegur sang sopir dengan mengatakan, mobil mengisi BBM-nya di depan.
"Di sini sempit, bukan jalur mobil. (Dispenser) di depan juga kosong," kata Yeni saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Sabtu (2/5/2020).
Saat ditegur karena salah jalur, lanjut Yeni, pelaku mengatakan bahwa konsumen bebas mengisi BBM di mana pun.
Kemudian, sang sopir langsung turun dan menampar Yeni satu kali.
"Dia lalu berkata kasar. Saya menegur karena perusahaan punya aturan (dalam mengisi bensin)," katanya.
Setelah kejadian itu, rekan-rekannya berdatangan dan melerainya.
Pelaku kemudian pergi dari SPBU tanpa mengisi BBM dahulu.
2. Lapor polisi
Tak terima dengan apa yang dialaminya, Yeni kemudian melaporkan peristiwa itu ke Polsek Parigi, dan menjalani visum di puskesmas setempat.
Namun, karena merasa iba dengan kondisi kehidupan pelaku.
Yeni pun akhirnya mencabut laporan yang telah ia buat di Polsek Parirgi.
Dikatakan Yeni, alasan dirinya mencabut laporan itu karena pelaku mengurus sendirian anaknya yang berusia lima tahun karena istrinya bekerja di luar negeri.
"Saya kasihan, pelaku harus mengurus sendirian anaknya yang berusia lima tahun. Jika saya tegas (melanjutkan proses hukum), anaknya sama siapa," katanya.
3. Anak selalu dibawa
Masih dikatakan Yeni, anak tersebut, selalu dibawa ke mana pun, termasuk saat pelaku pergi mengirimkan kayu ke luar kota.
"Saat itu (penganiayaan) di pom bensin, anaknya ada di depan. Dibawa. (laporan dicabut) Kembali ke hati nurani. Saya enggak tega (lihat anaknya), terlebih ini bulan puasa," jelasnya.
Diakui Yeni, sebelum mencabut laporan, dia sempat berkonsultasi dengan keluarga.
Karena dia ingin mengambil jalan terbaik untuk kedua belah pihak.
"Pelaku sudah mengakui bersalah. Saya buat perjanjian supaya pelaku tidak mengulanginya lagi," ujarnya.
4. Korban cabut laporan
Sementara itu, Panit 1 Reserse Kriminal Polsek Parigi Aiptu Ajat Sudrajat mengatakan, untuk kasus penganiayaan yang dilakukan sopir pikap terhadap petugas SPBU di Parigi sudah dicabut korban.
Sambungnya, korban dan pelaku sudah islah.
"Tadi malam islah. Pihak korban mencabut laporan," jelas Ajat saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Sabtu.
Alasan pihak korban mencabut laporannya karena pelaku mempunyai anak kecil.
Pelaku harus mengurus anaknya itu karena ibunya bekerja di luar negeri.
"Kedua belah pihak sama-sama menyadari. Sudah islah di kantor (Polsek Parigi) tadi malam jam 22.00-an," katanya.
Status penyelidikan kasus ini, sambung Ajat, dihentikan karena sudah ada pencabutan pelaporan oleh korban.
(Penulis : Kontributor Pangandaran, Candra Nugraha | Editor : Aprillia Ika)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fakta Sopir Pikap Tampar Petugas SPBU Perempuan di Jabar, Tak Terima Ditegur, Korban Cabut Laporan"