"Untuk itu saya sebagai kepala keluarga itu kan tulang punggung keluarga anak istri di kampung, setiap bulan kan saya rutinitas pulang," ungkap Poniran.
Mulanya, ia sudah meminta penjelasan kelurahan setempat di mana tempat karantina.
Karena pihak keluarga tak menyediakan, Poniran lantas berinisiatif membuat gubuk untuk dirinya melakukan isolasi mandiri.
"Berhubung pandemi jadi untuk rutinitas pulang saya siapkan tempat untuk isolasi mandiri, berhubung dari pihak kelurahan saya hubungi enggak menyediakan, saya inisiatif untuk membangun tempat karantina di kebun saya sendiri," ungkap dia.
Ia menegaskan nekat mudik bukan bermaksud menghiraukan pemerintah.
Namun, situasinya di Tangerang sungguh tidak memungkinkan untuk menetap.
"Pertimbangan saya kenapa saya mudik, bukan berarti saya tidak menghiraukan (red-menghiraukan) pemerintah."
"Cuma anak, istri, keluarga saya di kampung, sementara kalau di sana enggak kerja cuma istilahnya tidur makan, tidur makan enggak dapat apa-apa," katanya.
Di kampung, Poniran mengatakan bisa bertahan hidup dengan bercocok tanam.