Layanan Pemantauan Atmosfer Copernicus (CAMS) dan Layanan Perubahan Iklim Copernicus (C3S) telah mengonfirmasi bahwa lubang ozon di Kutub Utara menutup dengan sendirinya.
Malansir dari website resmi CAMS, penipisan ozon serupa di Kutub Utara pernah terjadi pada musim semi 2011.
Dan penipisan pada tahun 2020 ini tampak lebih kuat.
Penipisan ozon di Kutub Utara pada tahun 2020 telah sangat parah sehingga sebagian besar ozon di lapisan antara 80 dan 50 hPa (ketinggian sekitar 18 km) telah habis.
Sebuah unggahan di akun resmi Twitter milik CAMS menjelaskan bagaimana lapisan ozon menutup sendiri.
Rupanya, menutupnya lapisan ozon tersebut tak ada kaitannya dengan penurunan polusi akibat pemberlakuan lockdown di tengah pandemi Covid-19.
Penyebabnya adalah karena pusaran kutub yang tinggi membawa udara dingin ke wilayah kutub.
"Lubang-lubang di lapisan ozon umumnya terbentuk di atas Antartika di Kutub Selatan, terutama selama musim semi austral (Juli hingga September)."
"Lubang lapisan ozon di atas Kutub Utara pada saat ini disebabkan oleh pusaran kutub yang kuat dan konsisten dan konsentrasi yang dihasilkan dari lebih banyak bahan kimia perusak ozon daripada biasanya."
"Apakah ini terkait dengan perubahan iklim di Bumi masih diperdebatkan."