Rencana lain untuk Kim Il Sung itu sebenarnya bertepatan dengan memuncaknya perang dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat.
Pada Agustus 1945, dua negara superpower tersebut membagi kekuasaan atas Semenanjung Korea.
Baca Juga: Sedang Wabah Virus Corona, Kim Jong-un malah Lakukan Hal 'Anti Mainstream' yang Berbahaya Ini
Korea Utara didukung Uni Soviet, dan Korea Selatan didukung Amerika Serikat.
3 bulan setelah pembagian wilayah itu, tepatnya pada Oktober 1945, Kim Il Sung ditunjuk sebagai asisten komandan Ibu Kota Korea Utara.
Ketika ditunjuk, Kim Il Sung sudah menjadik perwira paling senior di Brigade ke-88.
Bahkan, Pada 14 Oktober 1945, di Stadion Kota Pyongyang, Jenderal Soviet Ivan Chistyakov menganugerahkan gelar “pahlawan nasional” dan “pemimpin partisan yang terkenal” Kim Il-sung di hadapan kerumunan rakyat Korea, diikuti pidato oleh Kim sendiri untuk mendukung para pembebas Soviet.
Metamorfosis dari kapten tentara Soviet biasa menjadi Pemimpin Besar Kamerad Kim Il-sung ini dapat ditelusuri hingga kini.
Berikutnya, selama tiga tahun ke depan (1945-1948), tentara dan perwakilan Soviet, membangun rezim komunis di wilayah utara.
Sementara di bagian selatan, pemerintah militer dibentuk–sepenuhnya didukung oleh Amerika Serikat.