Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Nekat Mudik, Pemudik ini Dipaksa Dikarantina di Rumah Horor Berhantu, Baru 2 Hari Sudah Nangis Ketakutan Mengaku Didatangi Sosok Gaib, Begini Kisahnya...

Aditya Eriza Fahmi - Minggu, 26 April 2020 | 11:00
Bekas rumah dinas sinder atau mandor tebu bakal disulap menjadi lokasi karantina bagi orang dalam pemantauan (ODP) yang bandel di kompleks bekas Pabrik Gula Sido Wurung atau lebih dikenal dengan Kedoeng Banteng, Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen.
TribunSolo.com/Istimewa

Bekas rumah dinas sinder atau mandor tebu bakal disulap menjadi lokasi karantina bagi orang dalam pemantauan (ODP) yang bandel di kompleks bekas Pabrik Gula Sido Wurung atau lebih dikenal dengan Kedoeng Banteng, Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen.

Suar.ID -Seperti yang diketahui, pemerintah kini sudah mengeluaran larangan mudik di tengah pandemi virus corona ini.

Meski begitu, masih saja banyak orang yang tidak mematuhi aturan pemerintah ini.

Karenanya bagi mereka yang sudah terlanjur pulang kampung, maka mereka disarankan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah.

Sayangnya tetap saja ada orang yang ngeyel dan juga bandel tidak memperdulikan aturan ini.

Baca Juga: Mbah Mijan Kembali Terawang Nasib Virus Corona di Indonesia, Sebut Bakal Lenyap Berkat Hikmah Puasa Bulan Ramadhan, Begini Penjelasan Dia

Hingga akhirnya muncul aturan yang cukup nyeleneh.

Seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Sragen ini.

Dilansir Tribun Mataram, warga yang ngeyel tak mau jalani karantina mandiri maka ia akan diisolasi di rumah hantu.

Sebelumnya 3 orang pemudik yang dikarantina di rumah hantu ini sempat menangis ketakutan.

Baca Juga: Virus Corona Bikin Job Manggung Berantakan, Pedangdut-Pedangdut Ini Ramai-Ramai Posting Foto Askinya Tanpa Balutan Make Up, Cantikan Mana Hayo?

Ini karena mereka mengaku didatangi oleh sosok gaib.

Ilustrasi hantu.
NitaYuko

Ilustrasi hantu.

Hal tersebut pun membuat mereka menjadi kapok dan janji akan menjalani karantina mandiri di rumah masing-masing.

Berikut beberapa fakta yang berhasil dihimpun dari kejadian tersebut.

Baca Juga: Tenar, Parasnya Bisa Menghipnotis Siapa Saja, Model Cantik dengan Tarif Selangit Ini Bangkrut, Mengemis Belas Kasih Demi Bertahan Hidup

Dua hari menangis

Kepala Desa Sepat, Mulyono, mengatakan kalau 3 pemudik ini sebelumnya pulang dari Jakarta, Kalimantan, dan Lampung.

Setibanya di Sragen alias kampung halaman, mereka pun diminta melakukan karantina mandiri selama 14 hari.

Namun karena tak tertib, mereka pun dijemput paksa Saas Covid-19 Desa Sepat dan akhirnya di karantina di rumah hantu.

"Dua hari merekanangis-nangisterus. Tiap malam malam katanya didatangi dan dibayang-bayangi hantu di rumah hantu," kata Mulyono pada Sabtu (25/4).

Baca Juga: Perseteruan Tak Kunjung Usai, Tsania Marwa Baru Ajukan Gugatan Harta Gono-Gini Setelah 3 Tahun Bercerai, Ternyata Ini Alasannya

Karantina di rumah

Setelah kejadian ini, orangtua pemudik ini memohon kepada kepala desa agar anak mereka ini dikarantina di rumah.

Mulyono pun akhirnya mengabulkan permintaan tersebut.

Namun dengan syarat, orangtua harus mengawasi anaknya dengan ketat.

"Orangtuanya setuju untuk membantu dan mengawasi anaknya karantina mandiri di rumah akhirnya kita lepaskan dari rumah hantu," ujar dia.

Baca Juga: Tak Banyak Orang yang Tahu, Inilah Potret Tampan Mendiang Ayah Raffi Ahmad yang Seorang Mantan Direktur Bank, Jarang Terekspos

Gudang tas kosong bertahun-tahun

Untuk diketahui, rumah hantu yang digunakan sebagai tempat karantina ini sebelumnya adalah sebuah gudang tas.

Namun sudah 10 tahun ini gudang tersebut cuma dibiarkan kosong.

Mulyono sendiri berharap dengan kejadian ini nantinya tak lagi ada masyarakat yang bandel ketika diminta untuk melakukan karantina mandiri.

"Niat kita membuat rumah hantu ini adalah untuk karantina bagi pemudik yang bandel menjalani karantina mandiri di rumah," ungkap dia.

Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Ternyata Petai Alias Pete Bisa Jadi Obat Alami Bagi Tubuh, Satu Diantaranya Kontrol Gula Darah dan Jantung!

Asal-usul rumah hantu

Bekas rumah dinas sinder atau mandor tebu bakal disulap menjadi lokasi karantina bagi orang dalam pemantauan (ODP) yang bandel di kompleks bekas Pabrik Gula Sido Wurung atau lebih dikenal dengan Kedoeng Banteng, Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen.
TribunSolo.com/Istimewa

Bekas rumah dinas sinder atau mandor tebu bakal disulap menjadi lokasi karantina bagi orang dalam pemantauan (ODP) yang bandel di kompleks bekas Pabrik Gula Sido Wurung atau lebih dikenal dengan Kedoeng Banteng, Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen.

Rumah hantu ini awalnya merupakan rumah dinas mandor pabrik gula tebu yang berada di kompleks bekas Pabrik Gula Sido Wurung.

Bangunan ini dikenal dengan nama Kedoeng Banteng yang terletak di Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen.

Rumah yang dibangun sejak zaman penjajahan Belanda ini memang telihat angker dan menyeramkan.

Cat sudah mengelupas dimana-mana, ditambah banyak lumut di dinding rumah.

Baca Juga: Padahal Sudah Jadi Mantunya, Model Cantik ini Dibayar Rp 205 Miliar Oleh Mertuanya yang Seorang Bos Kasino Asal Bersedia Hamil dan Lahirkan Cucu Pertamanya

Adapun kayu-kayu di depan rumah juga mengalami pengeroposan dan tampak pekat.

Warga sekita juga memilikiSebutanterhadap rumah hantu tersebut.

Rumah hantu ini diberi sebutan Omah Londo.

Kompleks pabrik gula ini sendiri sudah berdiri kurang lebih sejak tahun 1831 dang mengalami pasang surut.

Baca Juga: Asyik Nonton Film Porno saat WFH, Pria Ini Kaget Sekaligus Malu Banget Saat Dapat Pesan dari Bosnya: Kami Dapat Melihat Anda Melalui Akses Jarak Jauh

Editor : Suar

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x