Segalanya tampak baik-baik saja ketika pemilik kedai kopi dan ibunya mendiskusikan kompensasi.
Mereka bahkan pergi ke kantor polisi untuk mengajukan laporan resmi tentang kerusakan.
Namun, tiga hari kemudian, wanita itu kemudian berubah pikiran ketika mendengar bahwa ia harus membayarRp 462 juta untuk sistem audio yang rusak.
Ibu yang diidentifikasi hanya dengan nama keluarganya, Zhang, menolak untuk membayar dan bertanya kepada karyawan mengapa mereka menempatkan sistem audio yang mahal di sebuah kedai kopi.
"Bagaimana Anda membuktikan bahwa anak saya merusak sistem audio?"
"Apakah Anda punya bukti bahwa dialah yang merusaknya?" tanya sang ibu kepada pemilik kedai kopi.
Ketika pemilik mendengar alasan ibu, dia merasa frustrasi dan geram.
Jelas bahwa sang ibu melihat putranya naik ke speaker dan merusaknya.
Perselisihan mereka berlangsung cukup lama.
Kemudian pengacara yang mewakili ibu berpendapat bahwa tidak adil bagi pemilik kedai kopi untuk meminta pelanggan yang membayar antara 70-80 Dolar Taiwan (US Rp 35 ribu - Rp 40 ribu) untuk secangkir kopi namun meminta pelanggan membayar lebih mahal atas kerusakandi kedaikopi tersebut.