Suar.ID - Ekonom sekaligus mantan menteri keuangan Chatib Basri meramal ekonomi Indonesia akan masuk resesi paling tidak pada jangka waktu kuartal II-2020.
Artinya pada April-Juni 2020 akan menjadi awal mula anjloknya produk domestik bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi di sektor riil negatif.
Lebih lanjut, Chatib Basri memprediksi pertumbuhan ekonomi April-Juni 2020 akan kontraksi ke level 2%.
Ini disebabkan aktivitas konsumsi sebagai penyumbang PDB terbanyak dalam tren melemah, begitu pula dengan investasi, khususnya investasi portofolio.
Apalagi, periode tersebut merupakan momentum high season yakni adanya Ramadan dan Idul Fitri di mana konsumsi rumah tangga paling tinggi di periode tersebut.
“Kemarin baru mulai Maret jadi dua bulan pertama belum, triwulan II-2020 Indonesia baru akan masuk ke resesi,” kata Chatib Basri dalam dialog yang digelar secara online, Rabu (15/4) melansir dari Kontan.
Hal ini ditandai dengan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) lantaran banyak perusahaan yang tidak bisa membayar kredit perbankan beserta bunganya, sehingga efisiensi tenaga kerja menjadi jalan terakhir yang mau tidak mau dilakukan.
Chatib Basri menyampaikan perekonomian akan terus berada dalam situasi sulit selama vaksin corona virus disease 2019 (Covid-19) belum ditemukan.
Begitu pula, ketika anti virus sudah ada, aktivitas bisnis butuh waktu untuk recovery dari dampak pandemi.
“Butuh enam bulan sampai satu tahun untuk konsolidasi dari tahap normal ketika vaksinnya ketemu,” ujarnya.