Tentara Israel terus melakukan penggerebekan di daerah-daerah Palestina dan menghancurkan rumah-rumah serta bangunan lainnya.
Kemudian muncul sebuah video yang memperlihatkan pekerja Palestina yang sakit, dibuang di pos pemeriksaan Israel.
Polisi Israel beralasan pria itu sudah di rumah sakit untuk meminta perawatan, tapi kedapatan bekerja secara ilegal di Israel.
"Polisi mengawal pria itu ke perlintasan keamanan Maccabim," kata seorang juru bicara kepolisian, yang menekankan bahwa pria tersebut negatif corona sebelum dibawa ke pos pemeriksaan.
Namun tindakan itu telanjur memancing kemarahan warga Palestina.
Perdana Menteri Mohammad Shtayyeh lantas menyebut tindakan Israel itu sebagai perilaku rasis.
Kemudian pada Rabu (1/4/2020) Otoritas Palestina mengatakan 15 warganya yang dipekerjakan di permukiman dinyatakan positif Covid-19 setelah dites.
"Keputusan Israel untuk mengizinkan masuknya pekerja adalah upaya untuk melindungi ekonomi Israel dengan mengorbankan para pekerja kami," kata Shtayyeh.
"Ekonomi Israel tidak sama berharganya dengan kehidupan anak-anak kita," tegasnya.
Israel sempat memperbolehkan warga Palestina yang bekerja di permukiman bebas bolak-balik menyeberang perbatasan setiap hari, sebelum larangan perjalanan diterapkan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul"Kabar Baik di Tengah Wabah Corona: Israel dan Palestina Bersatu Tangani Covid-19"