Hal ini memicu kekhawatiran akan lebih banyak petugas medis yang terpapar saat jumlah kasus di Australia diperkirakan akan mendekati puncak pandemi pada Mei atau Juni 2020.
Kekhawatiran terhadap para pekerja medis yang berada di garis depan juga menjadi perhatian akibat kurangnya alat pelindung diri seperti masker, pakaian pelindung, dan sarung tangan.
Para petugas medis memiliki risiko tinggi terpapar virus corona karena interaksinya dengan pasien.
Melatih sistem kekebalan tubuh
Vaksin BCG sendiri tidak dapat melindungi dari virus. Akan tetapi, peneliti menilai, vaksin ini memiliki kemampuan untuk melatih sistem kekebalan tubuh dalam merespons infeksi baru menjadi lebih kuat.
Respons itu termasuk melawan penyakit pernapasan dan diharapkan mampu mengurangi parahnya gejala akibat Covid-19.
"Vaksin ini memiliki sifat luar biasa dan lebih dari sekadar melindungi terhadap TBC. Ini sebelumnya memiliki efek yang tidak dikenal pada sistem kekebalan tubuh yang sebenarnya dapat meningkatkan dan memungkinkannya untuk melindungi terhadap berbagai infeksi yang berbeda," kata Profesor Curtis.
Menurut dia, vaksin BCG mengaktifkan kekebalan bawaan. Hal ini akan membuat proses respons terhadap penyakit lebih cepat.
Profesor Curtis juga mengatakan, BCG selama ini diketahui memiliki sedikit efek samping maupun risiko medis.
Yang paling signifikan adalah bekas luka kecil di lengan atas yang menjadi tempat vaksin disuntikkan.
Menurut dia, vaksin BCG juga tak akan menghalangi manfaat obat anti-virus lain yang sedang diuji coba untuk mengobati Covid-19.