Itu dikarenakan Indonesia tidak melakukan pemeriksaan pada orang banyak.
Sehingga dapat dikatakan pengecekan tidak dilakukan secara masif.
dr. Erlina menuturkan, pihak World Health Organization (WHO) telah memberikan pernyataan soal 3T dalam penanganan virus corona.
Yakni tracing, test, dan juga treat.
"Ini matematika simple aja ya, kalau yang meninggal itu dibagi dengan jumlah pasien memang sekarang seolah-olah itu tinggi," terang dr. Erlina.
"Tapi itu lebih karena memang kita tidak mendeteksi banyak orang jadi diagnosisnya tidak masif."
"Padahal WHO selalu mengatakan tiga T, tracing, test, treat," tambahnya.
dr. Erlina menambahkan, tracing dapat dilakukan dengan melacak riwayat perjalanan dari pasien tersebut.
Pihak terkait harus mengetahui selama 14 hari terakhir, pasien pergi ke mana saja dan berinteraksi dengan siapa.
Setelah melakukan pelacakan, pasti akan menemukan orang-orang yang pernah berkontak langsung.