Ia menyebut kondisi tersebut tidak mengherankan, sebab terlalu banyak informasi soal Covid-19 yang membuat level stres sebagian orang meningkat.
"Tidak mengherankan kondisi ini membuat sebagian orang meningkat stress levelnya."
"Kalau masih bisa kita tangani tidak masalah, yang tidak bisa ditangani adalah ketika stres itu jumlahnya banyak atau terlalu sering," ujar dr Andri kepada Tribunnews, Senin (23/3/2020).
Menurutnya, kondisi tersebut wajar, sebab kita terlalu sering menerima informasi, tapi tidak cukup memiliki waktu untuk beradaptasi dengan fenomena tersebut.
Terlebih jika menerima informasi mengenai hal-hal yang kurang nyaman untuk didengar.
Misalnya mengenai kekurangan APD, kekurangan masker, dan banyaknya jumlah kematian.
"Itu yang membuat kita stres sendiri, kalau kita tidak sanggup maka kecemasan akan datang," ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menuturkan hal tersebut dipengaruhi oleh otak manusia yang terpusat di Amygdala.
Baca Juga: Viral Video Pasien Diduga Positif Corona Ngeluh Ruang Isolasi Kotor dan Kamar Mandi Banyak Darah
"Di otak kita, di Amygdala atau pusat rasa cemas sekaligus memori, terlalu aktif bekerja akhirnya kadang dia tidak sanggup mengatasi terlalu banyak aktivitas berlebih hingga membuat reaksi cemas."
"Reaksi cemas itu ada yang reaksinya ke kepikiran, ada juga yang ke sistem saraf pusat otonom."