Awalnya, Kalista menyebutkan sila pertama hingga ketiga dengan lancar.
Namun, dia kemudian salah melafalkan sila keempat, membuatnya disoraki oleh penonton.
Meski sempat berusaha memperbaikinya, Kalista terbata-bata dalam melanjutkan kalimatnya.
Tak hanya itu, perempuan berusia 21 tahun ini juga salah menyebutkan sila kelima, membuatnya dikoreksi oleh dewan juri yang tertawa melihatnya.
"Nomor empat, kemanusiaan yang... Kemasyarakatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwak--masy--perwakilan, terima kasih," tutur Kalista di atas panggung, sambil menoleh kepada orang yang ada di sampingnya.
"Lima, kemanusiaan sosial yang adil dan beradab," lanjutnya.
Akibat kejadian itu, nama Kalista ramai dibincangkan di media sosial.
Kata-kata seperti 'kalista pancasila', 'kalista putri indonesia', dan 'kalista top' menjadi tiga kata kunci teratas mengenai nama Kalista Iskandar di Twitter.
Reaksi warganet mengenai hal itu pun beragam.
Ada yang menyalahkannya, sekaligus mempertanyakan mengenai kenapa dia bisa dikirim sebagai perwakilan dari Sumatera Barat.
Tapi, ada juga yang membela mahasiswi jurusan hukum Universitas Pelita Harapan itu, mengatakan bahwa bisa jadi Kalista hanya gugup.