Martinus mengatakan, secara psikologis anak-anak yang mendapat perlakuan kotor dari pendamping pasti terganggu jika terus bertahan di sekolah itu.
Sementara itu, pihak Seminari Bunda Segala Bangsa menggelar rapat dengan orangtua siswa membahas hal ini.
Namun, mereka enggan untuk berkomentar saat diwawancarai awak media.
(Nansianus Taris)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Curhat Siswa yang Dihukum Makan Kotoran: Setelah Makan, Kami Hanya Bisa Menangis".