Follow Us

Dianggap sebagai Olahraga Intensitas Tinggi, Siapa Sangka CrossFit Pernah 'Membunuh' Istrukturnya Sendiri, Begini Penjelasannya

Moh. Habib Asyhad - Rabu, 19 Februari 2020 | 20:00
Ilustrasi crossfit
freepik

Ilustrasi crossfit

Rhabdomyolysis selain sebabkan gagal ginjal juga bisa sebabkan ritme jantung jadi tidak teratur, hingga akhirnya terjadi serangan jantung dan kematian.

Kondisi ini sudah sering dikaitkan dengan CrossFit, tetapi di komunitas CrossFit sendiri justru menggunakannya sebagai lelucon semata

Para pecandu CrossFit menggunakan tuduhan ini sebagai kebanggaan, bahkan saat mereka masuk rumah sakit seakan-akan hal tersebut adalah dedikasi mereka dengan latihan kebugaran.

Gejala rhabdomyolysis antara lain rasa sakit, muncul rasa lelah dan urin berwarna teh yang artinya myoglobin telah dilepaskan.

Beberapa orang juga dapat alami pusing dan rasa lesu yang berlebihan.

Oleh sebab itu, untuk para penyuka latihan kebugaran, sadari batas tubuh Anda, jika sudah terlalu berlebihan maka ada baiknya Anda beristirahat.

Mendiang Harley Fowler yang meninggal saat lakukan latihan kebugaran CrossFit
Daily Mail

Mendiang Harley Fowler yang meninggal saat lakukan latihan kebugaran CrossFit

Siapkah tubuhmu lakukan CrossFit?

Setiap orang bisa melakukan CrossFit, namun setiap orang juga berisiko cedera ketika melakukannya.

Lantaran risiko tersebut, maka tidak semua orang aman melakukan latihan berintensitas tinggi ini.

Nah, saat ingin melakukan latihan CrossFit, bagaimana Anda tahu tubuh Anda siap melakukannya?

Menurut dokter spesialis olahraga Michael Triangto, CrossFit termasuk dalam olahraga intensitas tinggi.

Editor : Suar

Baca Lainnya

Latest