Dari Jawa, virus menjangkiti Kalimantan (Banjarmasin dan Pulau Laut), sebelum mencapai Bali, Sulawesi, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
Memasuki Oktober 1918, virus tersebut telah mencapai pulau-pulau kecil di sekitar Kepulauan Sunda.
Sebulan berselang, virus telah mencapai Papua dan Maluku, 10 dari 1000 orang meninggal akibat flu ini.
Menurut Oetoesan Hindia, lebih dari 10 persen populasi di Pulau Seram meninggal akibat keganasan virus ini.
Sementara, 60 persen penduduk Makassar yang berjumlah sekitar 26.000 jiwa dilaporkan terjangkit virus ini dan 6 persen dari mereka tewas.
Pewarta Soerabaia mencatat, hingga pertengahan Juli 1918, Flu Spanyol telah menyerang 70 polisi di Jawa dan membunuh 10 orang Tionghoa di Medan.
Beberapa perusahaan di Surabaya bahkan harus mengurangi produksi karena lebih dari setengah karyawannya tidak dapat masuk kerja akibat terkena Flu Spanyol.
Sin Po bahkan mengabarkan kemungkinan keterlambatan tiba korannya agar masyarakat dapat memaklumi hal tersebut.
Sementara itu, sebuah perusahaan di Ambon harus menerima kenyataan apabila hanya sembilan pekerjanya (dari total 800 pekerja) yang bisa masuk kerja.
Seluruh rumah sakit mendadak kebanjiran pasien sampai harus menolak banyak pasien karena keterbatasan kamar.