Ia bekerja di satu perusahaan otobus (PO) di Tulungagung.
Namun kemudian kemalangan menimpa Bambang.
Tubuhnya mulai sakit-sakitan sehingga membuatnya tidak bisa bekerja secara maksimal menjadi sopir bus.
Ketika itu, kemalangan lain pun menimpanya.
Sang istri pertama mendahuluinya meninggal dunia.
Hingga akhirnya ia menikah dengan istri keduanya, seorang janda asal Trenggalek.
Sayangnya, tubuh Bambang semakin digerogoti sakitnya, pria ini pun tidak mampu lagi bekerja sebagai sopir.
Saat itulah sang istri kedua tidak mau menerimanya lagi lantaran Bambang tak punya penghasilan.
Istri kedua Bambang meminta pria itu untuk pergi.