"Sejak SMP sakitnya. Saat itu, datang bulan tidak lancar. Kadang 2 bulan sekali. Dan harus dibantu dengan obat herbal," ujar Marcieny.
Karena sang ibu bertugas mengajar di SMK Negeri 1 Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Marselina sejak kecil tinggal dan dirawat oleh neneknya.
Menjalani operasi tumor kista Pada tahun 2016, atau saat kuliah semester 2, Marselina mengeluh perutnya sakit dan terasa mengeras.
Selain itu, dia tidak bisa buang air. Saat itu, tak ada pilihan lain selain operasi.
Karena terdapat tumor kista seberat 1 kilogram di dalam perutnya. Dan dia dibawa ke salah satu rumah sakit di Jakarta.
Operasi itu boleh dibilang berjalan lancar. Namun, satu tahun kemudian, atau tahun 2017, dia diminta kembali menjalani operasi.
"Marselina saat itu menolak. Alasannya sibuk dengan kuliah," kenang Marcieny.
Selain menolak operasi, Marselina juga tidak ingin melakukan kemoterapi, karena akan mengakibatkan rambutnya rontok.
Sehingga, dia hanya mengkonsumsi obat dokter dan memakan keladi tikus.
"Keladi tikus dia makan sekali sehari, sebelum pergi kuliah. Dia sampai jenuh makan itu," ucap Marcieny.
Namun, pada sekitar bulan Juni 2019 saat dia tengah sibuk menyusun skripsi, penyakitnya semakin parah.