Suar.ID -Dokter spesialis paru, Erlang Samuedro membeberkan gejala hingga cara penularan virus corona yang telah mewabah di China.
Hal itu disampaikan Erlang Samuedro dalam tayangan YouTube Official iNews yang dipublikasikan (27/1/2020).
Dr. Erlang membenarkan bahwa gejala yang ditimbulkan oleh virus corona hampir mirip dengan gejala penyakit ISPA.
Ia kemudian membeberkan beberapa gejala yang ditimbulkan dari virus corona tersebut.
Baca Juga: Tak Pernah Datang Ke Wuhan, Pria Jepang Ini Tiba-tiba Kena Virus Corona, Kok Bisa?
Erlang mengungkapkan bahwa gejala virus corona mulai dari gejala teringan hingga terberat, bahkan pada kasus tertentu virus corona tidak menimbulkan gejala sama sekali.
"Virus Corona ini spektrumnya itu sangat lebar ya, jadi mulai dari gejala yang sangat ringan sampai dengan gejala yang sangat berat," ujar Erlang.
Erlang menyebutkan gejala awal yang menandakan seseorang terjangkit virus corona adalah demam.
Demam ini sulit dideteksi, sebab tidak semua demam berarti mengidap corona.
Setelah demam penderita virus corona akan mulai mengalami masalah tenggorokan, hingga batuk-batuk.
Semakin lama, virus akan semakin masuk ke dalam tubuh hingga akhirnya bisa menyebabkan gagal napas dan membuat orang mati mendadak.
"Entri pertama, orang biasanya mulai dari demamnya dulu, kemudian sakit tenggorokan, batuk, makin lama virus makin ke bawah terjadi pneumonia (radang paru-paru), akhirnya terjadi gagal napas kemudian bisa meninggal, itu (gejala) yang berat," ungkap Erlang.
"Jadi spektrumnya mulai dari yang ringan sampai yang berat tadi," lanjutnya.
Dr. Erlang menyebutkan penularan virus corona bisa melalui berbagai media.
Salah satunya barang, meski kemungkinannya kecil namun pengiriman barang dari China ke Indonesia bisa menjadi faktor masuknya virus corona ke Indonesia.
"Kalau barang, ya masih mungkin,"
"Tapi perjalanannya kan jauh ya, mungkin butuh waktu yang lama untuk nyampe Indonesia kalau barang," terang Erlang.
Menurut Erlang, setiap barang-barang yang datang ke Indonesia sebaiknya dilakukan disinfeksi terlebih dahulu.
Hal itu dilakukan sebagai upaya pencegahan virus corona masuk ke Indonesia.
"Kalau barang sebaiknya dilakukan disinfeksi, untuk mencegah," ujarnya.
Meski begitu, ia menyebutkan kasus penularan virus melalui barang biasanya jarang terjadi.
"Tapi kalau penularan dari barang biasanya jarang," ujar Erlang.
Menerut Erlang, kontak langsung dengan orang yang terjangkit tentu resiko tertular lebih tinggi.
Sebab virus yang masih hidup tersebut bisa langsung terhirup melalui udara.
"Kontak langsung dengan manusia itu lebih (beresiko), karena virusnya masih hidup, langsung tertular ke orang yang menghirupnya, jadi lewat pernapasan," kata Erlang.
Baca Juga: Temukan Obat Penangkal Virus Corona, China Masih Diam Seribu Bahasa, Kenapa Ya?
Faktor hembusan angin rupanya sangat memengaruhi penyebaran virus corona tersebut.
"Air flow, faktor angin kalau kita batuk berhembuskan kemana itu berpengaruh," ungkap Erlang.
Lebih lanjut, Dr. Erlang menyebutkan mata bisa menjadi satu di antara pintu masuk penularan virus corona.
Sebab tanpa kita sadari, tangan kita sering memegang mata dan itu bisa menjadi pintu masuk bagi virus corona masuk ke dalam tubuh.
"Mata juga menjadi salah satu salurannya (penularan), karena biasanya kita kalau orang batuk kemudian (tangannya) nempel dimana kita pegang barangnya, kemudian kita kadang ngucek-ngucek mata atau hidung itu yang membuat dia bisa terinfeksi," terang Erlang.
(Tribun Jakarta)