Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

AS Tawarkan Bantuan kepada Indonesia Guna Mengatasi Konflik Natuna Melawan China, Mahfud MD: Enggak Perlu

Ervananto Ekadilla - Minggu, 26 Januari 2020 | 14:15
AS Tawarkan Bantuan kepada Indonesia Guna Mengatasi Konflik Natuna Melawan China, Mahfud MD: Enggak Perlu
Kolase Antara dan Kompas.com

Suar.ID -Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengatakan, saat ini Indonesia tidak memerlukan bantuan dari negara manapun untuk mengatasi persoalan di Perairan Natuna.

Ia bahkan mengaku telah menolak bantuan dari Amerika Serikat yang berniat membantu Indonesia menangani polemik dengan China di kawasan Laut China Selatan.

Pernyataan itu disampaikan Mahfud ketika bertemu dengan Duta Besar AS untuk Indonesia, Joseph Donovan Jr.

"Saya bilang enggak perlu kerja sama dengan Amerika soal urusan itu," kata Mahfud ketika diwawancarai oleh Kompas.com di kantor PB Nahdlatul Ulama, Jakarta, Sabtu (25/1/2020).

Baca Juga: Padahal Sudah Dipantau 4 Jet Tempur, Kapal-kapal China Masih Bandel Mondar-mandir di Laut Natuna, Saking Geramnya Jepang Sampai Lakukan Ini untuk Indonesia

Menurut Mahfud MD, jika Indonesia menerima bantuan dari AS, maka bisa saja terjadi konflik dengan China.

Mahfud menegaskan sikap Indonesia tegas bahwa tidak pernah mengakui Nine-Dash Line atau sembilan garis putus-putus di Laut China Selatan seperti klaim China.

Ia mengatakan, Indonesia berpegang pada Konvensi United Nations Convention on The Law of The Sea (UNCLOS) 1982 yang menyatakan kawasan perairan itu merupakan bagian dari Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.

"Kalau kita kerja sama dengan Amerika, berarti kita perang dengan China. Padahal kita tidak (bersengketa). Pokoknya kita usir," ujar Mahfud MD.

"Sehingga kita tidak terjebak pada perang proksi. Kita enggak mau, enggak ada perundingan dengan China. Enggak perlu bantuan (AS)," kata dia.

Baca Juga: Tak Mau Buru-buru Langsung Hajar dengan Pasukan Militer, Ternyata Diam-diam Prabowo Sudah Lakukan Ini untuk Hadapi Kapal-kapal China di Natuna, Efektifkah?

Overlapping

Sebelumnya, Duta Besar China untuk Indonesia, Xiao Qian mengatakan, tidak ada perselisihan antara China dengan Indonesiamengenai teritorial.

Persoalan yang belakangan ini mencuat terkait perairan Natuna, kata dia, pada dasarnya berkaitan dengan overlapping atau tumpang tindih area perairan.

Hal ini disampaikan Xiao Qian usai bertemu dengan anggota Komisi I DPR, Syarief Hasan, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (24/1/2020).

Presiden Jokowi tinjau kesiapan kapal perang Indonesia di Natuna.
Setpres/Agus Suparto

Presiden Jokowi tinjau kesiapan kapal perang Indonesia di Natuna.

Baca Juga: Bak Bumi dan Langit, Pengamat Hubungan Internasional Bandingkan Sikap China dan Indonesia Hadapi Masalah Natuna:

"Pertama, tidak ada perselisihan antara Indonesia dengan China terkait teritorial kita," kata Xiao Qian."

"Perselisihan sebenarnya adalah karena ada overlapping area perairan. Dan ini berbeda dari perselisihan teritorial," tuturnya.

Xiao Qian mengatakan, China sepenuhnya mengakui bahwa Natuna adalah milik Indonesia.

China pun tidak pernah mempersoalkan itu.

Baca Juga: Jadi Salah 1 Kapal Perang yang Disiapkan Usir Kapal Asing China yang Arogan di Laut Natuna, Inilah Kehebatan KRI Karel Satsuit Tubun 356

Begitupun, China memiliki teritori sendiri yang tidak pernah dipersoalkan oleh Indonesia.

Meski ada perbedaan pandangan antara China dengan Indonesia atas hal ini, Xiao Qian mengatakan hal tersebut tak jadi masalah.

"Dan dari pandangan yang berbeda tentang isu ini, kita akan membicarakan persoalan ini di negara kita melalui dialog diplomatik, seperti yang kita lakukan sebelumnya. Pembicaraan di antara para dubes, menteri, kita akan membicarakan itu," ujarnya.

Kepada Syarief, Xiao Qian menyebut bahwa masuknya nelayan China ke wilayah perairan Indonesia dikarenakan suhu udara yang dingin di laut China bagian utara, sehingga nelayan sulit mendapat ikan.

Kapal Coast Guard China yang masuk ke Wilayah Natuna.
Antara

Kapal Coast Guard China yang masuk ke Wilayah Natuna.

Baca Juga: Baru Saja Dikunjungi Jokowi di Laut Natuna Justru Semakin Banyak Kapal Asing Pencuri Ikan, 3 Kapal Perang Ini Langsung Siap-siap Lakukan Ini

"Nelayan-nelayan ini suka nyari ikan di tempat tersebut karena udara," kata Syarief di Kompleks Parlemen, Senayan.

"Jadi mereka, udara di bagian utara itu dingin sehingga mereka tidak bisa mencari ikan di situ. Jadi mereka berpindah sehingga kadang-kadang masuk ke daerah (perairan Indonesia) itu," lanjutnya.

Syarief mengatakan, dirinya sudah mendapat penegasan dari Xiao Qian bahwa China telah menandatangani perjanjian tentang hukum laut dalam United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) atau Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut.

Perjanjian tersebut juga sudah diratifikasi oleh pemerintah China.

Baca Juga: Kedaulatan Indonesia Sempat Diusik Saat Kapal China Masuki Perairan Natuna, Sosok Ini Malah ingin Kerja Sama dengan China Kelola Natuna, Kok Bisa?

Jika kedepannya terjadi persoalan serupa, pemerintah China dan Indonesia sama-sama akan berpegang pada Konvensi PBB tentang Hukum Laut tersebut.

"Diharapkan diselesaikan di ruang diplomat dan dia (Xiao Qian) percaya karena China kan sudah menandatangani ratifikasi. Jadi tidak sama dengan konflik China dengan Vietnam, China dengan negara Malaysia," ujar Syarief.

Baik Syarief maupun Xiao Qian yakin, persoalan Natuna ini tidak akan mengganggu hubungan Indonesia dengan China ke depannya.

"Tidak akan mengganggu hubungan Indonesia dengan China karena Indonesia dengan China itu hubungannya bagus," kata Syarief.

Baca Juga: Moeldoko Sebut Pemerintah Bisa Membuka Kerja Sama dengan China untuk Kelola Natuna

Diberitakan sebelumnya, sejumlah kapal ikan China diketahui memasuki perairan Natuna, Kepulauan Riau pada 19 Desember 2019.

Kapal-kapal China yang masuk dinyatakan telah melanggar ZEE Indonesia dan melakukan kegiatan illegal, unreported, and unregulated fishing (IUUF).

Selain itu, Coast Guard China juga dinyatakan melanggar kedaulatan di perairan Natuna karena China mengklaim sepihak.

(Tsarina Maharani/Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mahfud MD Tolak Tawaran Bantuan Dubes AS untuk Atasi Persoalan Natuna"

Source :Kompas.com

Editor : Suar

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x