"Ada beberapa kali panggilan video call dari nomor korban dan saat diangkat ada orang yang menampakkan alat kemaluannya, kemudian kami melakukan pelacakan dan kemudian berhasil ditangkap polisi," katanya.
Selain mendapat teror video call tidak senonoh, kata Hendri, keluarganya juga diminta uang tebusan sebesar Rp 100 juta.
Namun, permintaan itu tidak dipenuhi karena tidak memiliki uang sebanyak itu.
Bahkan, sambungnya, tersangka juga meminta anak perempuan sebagai pengganti Astrid.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pelaku Pembunuhan Pelajar SMA yang Hilang 2 Bulan Diduga Berperilaku Seks Menyimpang"