Suar.ID - Masa-masa yang berkekurangan terkadang membuatseseorang bisa melakukan hal-hal yang tidak terduga.
Untuk ayah dan anak ini, mereka terpaksa melakukan kejahatan yang pada akhirnya akan memberi mereka sebuah pelajaran berharga.
Kantor Polisi Pusat Incheon Distrik Yeongjong, Korea, menerima telepon pada 13 Desember tentang insiden pencurian yang terjadi di sebuah mini market.
Pelakunya adalah seorang anak laki-laki sekolah dasar (SD) berusia dua belas tahun dan ayahnya.
Mereka ditangkap oleh stafmini market setelah menemukan kecurigaan pada ayah dan anak tersebut.
Ayah dan anaknya itu dengan ragu-ragu berjalan melewati meja kasir, menaruh dua bungkus susu, enam apel, dan sekitar 10.000won(Rp 116 ribu) dalam sebuah tas dengan gerakan lemah.
Ketika dia diperingatkan oleh staf, sang ayah diliputi rasa malu.
Dia gemetar, meneteskan air mata, dan membungkuk di depan putranya.
"Aku sangat lapar sehingga aku tidak tahu harus berbuat apa lagi," gumamnya dengan suara penuh penyesalan.
Menurut polisi yang dilaporkan dan dikirim ke lokasi kejadian, situasinya lebih dari sekadar kasus kelaparan.
Pria itu adalah seorang sopir taksi.
Namun, dia tidak memiliki penghasilan selama setengah tahun terakhir karena dia secara fisik tidak mampu melanjutkan pekerjaannya karena penyakit seperti diabetes dan tiroid.
Dia dan keluarganyatingal di kontrakan yang terdiri dari putra, nenek, dan saudara termudanya.
Sangat sulit bagi empatorang yang tinggal di rumah sewaan untuk mencari nafkah yang layak.
Faktanya, dia dan putranya tidak makan sama sekali di siang hari, dan belakangan diketahui bahwa sang ayah akhirnya mencoba melakukan kejahatan karena anaknya mengeluh kelaparan.
Ketika karyawan toko kelontong mengetahui situasi itu, ia bersimpati dan menarik laporan itu.
Polisi kemudian membawa mereka ke restoran terdekat untuk makan makanan yang layak.
Kemudian, sesuatu yang luar biasa terjadi.
Seorang pria paruh baya datang ke meja tempat ayah, anak dan petugas polisi yang sedang duduk.
Dia meletakkan amplop putih di atas meja dan bergegas keluar dari tempat usaha tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Terkejut, sang ayah membuka amplop itu dengan reaksi terkejut di wajahnya.
Amplop itu berisi uang tunai 200.000 won (2,3 juta).
Baca Juga: Viral Detik-detik Mengharukan Saat Bayi Diselamatkan dari Rumah yang Terendam Banjir
Putranya dengan cepat mengikuti pria itu untuk mengembalikan amplop.
Pria itu mendorong amplop ke tangan bocah itu, mendesaknya untuk tetap mengambilnya.
Rupanya, lelaki itu memperhatikan ayah dan putranya yang ditangkap oleh polisi di mani market.
Dia secara tidak sengaja mendengarkan cerita mereka dan tersentuh oleh kesulitan mereka.
Tanpa berpikir dua kali, ia mengambil sejumlah uang tunai untuk pergi ke restoran dan menyerahkan amplop itu.
Menurut polisi, mereka diminta untuk memberikan surat penghargaan kepada warga negara yang baik hati, tetapi mereka tidak dapat menemukan lelaki itu.
Polisi kemudian menghubungi pusat kesejahteraan administrasi setempat untuk membantu sang ayah memulihkan kesehatannya dan mendapatkan pekerjaan, dan membantu putranya mendapatkan makanan gratis di sekolah.
Polisi bahkan menceritakan kisah ayah dan anak tersebut keapda media sambil tak henti-hentinya menangis.
Kini pemilik toko berjanji bahwa mereka akan menghidupi keluarga dengan menyediakan perbekalan dasar dan kebutuhan lainnya.
Polisi berkata, "Dibutuhkan orang yang tidak mementingkan diri sendiri untuk maju dan membantu orang-orang yang malang ini tanpa meminta imbalan apa pun." (Adrie P. Saputra/Suar.ID)