Suar.ID - Sulit rasanya menahan air mata untuk tidak menetes ketika masuk ke rumah kayu milik pasangan Alit Rokayah (45) Tahdi (46) di Kampung Cibolang, Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (22/1/2020).
Hati siapa yang tak tergetar melihat di dalam rumah tersebut tergeletak tak berdaya seorang bocah di atas kasur.
Bocah itu bernama Muhammad Rizki Anugerah (7), anak angkat Alit dan Tahdi.
Rizki dikabarkan sering mengalami kejang-kejang dan kerap berteriak kesakitan.
Rizki adalah seorang bocah laki-laki yang diduga telah dianiaya oleh orangtua kandungnya sendiri, JK dan SR, hingga korban koma beberapa bulan lalu.
Sejak bulan September 2019, Rizki telah mendapatkan perawatan selama 3 bulan di RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
"Jadi suka jerit-jeritan. Siang malam enggak berhenti teriak-teriak. Tiap beberapa jam juga suka kejang-kejang," ujar Alit saat ditemui di rumahnya seperti dikutip dari Kompas.com.
Alit menjelaskan, teriakan yang keluar dari mulut anak angkatnya seperti menahan sakit dan ketakutan.
Ia menduga, teriakan yang dikeluarkan Rizki akibat trauma dengan perlakuan sadis yang diduga dilakukan orangtua kandungnya sendiri.
Wajar saja Rizki berteriak seperti ketakutan. Sebab, ketika ditemukan oleh kader PKK Desa Margamekar, kondisi Rizki selain koma juga terlihat cukup mengenaskan.
"Kata dokter ada pendarahan di otak. Mata juga jadinya tidak bisa lihat. Mulut tidak bisa bicara," ucap Alit.
Alit menjelaskan, selama menjalani perawatan selama 3 bulan di RSHS terlihat beberapa keanehan yang terjadi pada tubuh anak angkatnya itu.
"Tulang pundaknya itu seperti hampir lepas. Bentuk tulang iganya juga tidak beraturan, seperti bertumpuk-tumpuk. Tulang ekor juga kelihatan tidak beraturan sekarang jadinya tidak bisa duduk. Di punggung juga banyak luka," ungkap Alit.
Alit mengaku tidak habis pikir bagaimana JK dan SR menyiksa Rizki hingga luka yang diterimanya begitu parah.
Alit menceritakan, sebelum keadaannya memprihatinkan seperti saat ini, Rizki adalah anak yang sehat, normal dan aktif.
Keadaan berubah ketika di hari idul Fitri tahun 2019 lalu, kedua orangtua kandung Rizki, JK dan SR, membawanya pulang ke Desa Margamekar, Pangalengan.
"Saya merawata Rizki sudah sejak usia 18 hari. Orangtua kandungnya minta saya merawat Rizki karena saya waktu itu belum punya anak. Setiap lebaran orangtua kandung Rizki suka ke sini untuk silaturahmi. Karena waktu itu lihat saya lagi sakit Rizki dibawa dulu, nanti kalau saya sudah sembuh dikembaliin lagi," kata Alit.
Singkat cerita, setelah sembuh, Alit kemudian menghubungi kembali JK dan SR untuk meminta Rizki agar dikembalikan.
Namun permintaan Alit selalu ditolak SR dan JK.
Setelah tiga bulan dirawat oleh orangtua kandung, pikiran Alit yang semula positif terhadap SR dan JK tiba-tiba berubah.
Alit curiga ada sesuatu yang terjadi pada anak angkatnya ketika suatu hari JK dan SR meminta Alit untuk tidak lagi menanyakan kabar Rizki.
"Saya memang sering telepon menanyakan kabar anak ini. Tapi terakhir sebelum Rizki ketahuan kondisinya seperti ini, orangtuanya marah-marah sama saya. Saya enggak boleh telepon lagi nanyain Rizki," aku Alit.
Kecurigaannya terbukti pada tanggal 16 September 2019, Alit mengetahui anak angkatnya sudah koma dengan kondisi luka-luka di beberapa bagian tubuh.
"Kalau dibilang menyesal, penyesalan saya sebesar gunung. Kenapa waktu itu saya kasih Rizki. Tapi saya ikhlas, saya akan merawat Rizki sampai sembuh," tutur Alit.
Baca Juga: Pasca Operasi, Terlihat sekali Perbedaan Bahu Kanan dan Kiri Marc Marquez!