"Kata dokter ada pendarahan di otak. Mata juga jadinya tidak bisa lihat. Mulut tidak bisa bicara," ucap Alit.
Alit menjelaskan, selama menjalani perawatan selama 3 bulan di RSHS terlihat beberapa keanehan yang terjadi pada tubuh anak angkatnya itu.
"Tulang pundaknya itu seperti hampir lepas. Bentuk tulang iganya juga tidak beraturan, seperti bertumpuk-tumpuk. Tulang ekor juga kelihatan tidak beraturan sekarang jadinya tidak bisa duduk. Di punggung juga banyak luka," ungkap Alit.
Alit mengaku tidak habis pikir bagaimana JK dan SR menyiksa Rizki hingga luka yang diterimanya begitu parah.
Alit menceritakan, sebelum keadaannya memprihatinkan seperti saat ini, Rizki adalah anak yang sehat, normal dan aktif.
Keadaan berubah ketika di hari idul Fitri tahun 2019 lalu, kedua orangtua kandung Rizki, JK dan SR, membawanya pulang ke Desa Margamekar, Pangalengan.
"Saya merawata Rizki sudah sejak usia 18 hari. Orangtua kandungnya minta saya merawat Rizki karena saya waktu itu belum punya anak. Setiap lebaran orangtua kandung Rizki suka ke sini untuk silaturahmi. Karena waktu itu lihat saya lagi sakit Rizki dibawa dulu, nanti kalau saya sudah sembuh dikembaliin lagi," kata Alit.
Singkat cerita, setelah sembuh, Alit kemudian menghubungi kembali JK dan SR untuk meminta Rizki agar dikembalikan.
Namun permintaan Alit selalu ditolak SR dan JK.