"Jika kita memikirkannya, mereka adalah Muslim, sesama saudara Muslim.
Berapa banyak tanah yang dibutuhkan untuk menguburkan seorang bayi kecil sampai mereka harus menolak untuk membantu pemakamannya," tambahnya.
Akhirnya, pria miskin itu harus menguburkan bayinya di Sim-sim, Sandakan.
"Terima kasih pada pengelola di Sim-sim karena mengizinkan bayi itu untuk dimakamkan di sana.
Hal tersebut adalah bukti bahwa dalam hati Anda masih memiliki rasa kemanusiaan.
Allah tidak akan bertanya dari negara mana Anda berasal, tetapi dia akan meminta pertanggungjawaban Anda sebagai seorang Muslim," pungkasnya.
Sungguh pengalaman yang sangat menyakitkan bagi pria miskin itu.
Ia harus luntang-lantung sambil menggendong bayinya yang telah meninggal dunia karena penduduk desa menolak untuk membantu memakamkan anaknya.
Sejak diunggah pada Selasa (14/1/2020), unggahan Abam telah disukai sebanyak 6,2 ribu pengguna.