Suar.ID - Dikabarkan, kurs rupiah terus menguat terhadap dolar AS.
Bahkan, Senin (13/1), rupiah di level terkuat dalam 21 bulan terakhir ditopang optimisme pasar karena Amerika Serikat (AS)-China akan meneken perjanjian dagan fase pertama di pekan ini.
Mengutip Bloomberg di pasar spot, rupiah masih menguat 0,71% ke level Rp 13.673 per dolar AS. Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengatakan, saat ini rupiah sedang dalam tren bulish.
Tren bulish ini sudah terjadi saat rupiah menembus level support Rp 13.873 yang merupakan level terkuat rupiah sejak 4 Februari 2019.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim menyebut, rupiah terus menguat karena pasar menanti penandatanganan kesepakatan dagang fase pertama AS-China di Washington pada 15 Januari 2020.
Selain itu, Bank Indonesia (BI) yang terus melakukan intervensi pasar valas juga membuat rupiah menguat tajam.
Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf menambahkan, dalam jangka pendek maupun menengah, rupiah masih berpotensi menguat.
Secara teknikal, kata dia, tren rupiah sudah bullish semenjak menembus support 13.873, yang merupakan level support terkuat sejak 4 Februari 2019. "Dengan tembus support tersebut, maka tren jangka pendek dan dan jangka menengah terkonfirmasi bullish," kata Alwi, Senin (13/1).
Alwi mengatakan, jika level Rp 13.873 dapat bertahan hingga kuartal I 2020, dalam jangka menengah rupiah akan tetap bulish.
"Level support berikutnya kemungkinan berada di kisaran 13.202, yang merupakan support jangka panjang. Sementara untuk jangka pendek, penguatan rupiah kemungkinan akan tertahan terlebih dahulu di level support 13.560," kata Alwi.