Selain itu, Kenny merasa sangat janggal saat ayahnya disebut pergi pagi-pagi buta karena hal itu bukan kebiasaan Hakim Jamaludin.
"Iya janggal juga sih, selama aku tinggal di sini, dia enggak pernah pergi sepagi itu. Katanya keluar pukul 5 pagi dan mau jemput kenalan di bandara, itu seperti bukan ayahku sekali," kata Kenny Akbari.
Hal lain yang membuat Kenny bingung adalah pernyataan ibu tirinya, Zuraida Hanum, yang menyatakan ada teror di rumahnya seminggu sebelum Hakim Jamaludin ditemukan tewas.
Menurut dia, tidak ada teror yang menyebut pagar rumahnya ditabrak.
"Aku bingung kapan ditabraknya itu pagar. Katanya pagi ditabraknya, mungkin aku enggak ada di rumah. Tetapi, seharusnya ada bekas ditabraknya di pagar itu kalau memang benar. Pasti aku tahu kok beda ya pagar rumahku, tetapi itu tak ada," beber Kenny Akbari.
Sampai saat ini, Kenny masih ragu terkait keterlibatan ibu tirinya dalam kasus pembunuhan Hakim Jamaludin.
"Enggak mungkin. Kalau memang iya, apa motifnya?" kata Kenny Akbari.
Ia menilai sang ayah selalu memberikan seluruh kebutuhan ibundanya.
"Secara finansial, apa sih yang enggak dikasih ke Bunda?" ucap Kenny Akbari.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hakim PN Medan Dibunuh Istrinya, Anak Sulung: Sudah Curiga, Kok Bunda Omongannya Gitu"